Kamis, April 18, 2024

Atun, Pedagang yang Juga Aktifis Perempuan

Mudratun, pedagang yang juga akifis perempuan

kupasbengkulu.com – Wanita berusia 53 tahun ini bernama Mudratun atau akrab disapa Atun. Sekilas tak ada yang menyangka bahwa wanita yang sehari-hari menjual gula merah di Pasar Minggu ini adalah seorang aktivis dari Koalisi Perempuan Indonesia (KPI), sejak sepuluh tahun silam.

Pertemuannya dengan Titiek, pendiri Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Bina Vitalis membuat Atun memutuskan untuk menggeluti dunia ini. Saat itu Titiek sedang ‘menjaring’ wanita-wanita yang hendak berperan aktif dalam kegiatan organisasi, hingga akhirnya mereka bertemu dalam kooperasi simpan pinjam. Jujur, Atun tak banyak mengerti tentang kehidupan organisasi. Berbekal kemauan dan rasa empati terhadap sesama wanita, Atun memutuskan untuk bergabung.

“Ada sebuah panggilan hati ketika saya menyaksikan banyak perempuan yang menjadi korban penganiayaan, pelecehan, hingga kekerasan. Hati kecil saya serasa ingin memberontak, ingin turut memperjuangkan nasib sesama perempuan,” cerita Atun.

Selama menjalani sepuluh tahun di KPI, Atun sudah dua kali mengikuti kongres kewanitaan yang digelar di Jakarta, bahkan Atun juga kerap diundang sebagai narasumber dalam berbagai acara. Banyak ilmu yang diperoleh Atun untuk bisa diaplikasikannya di lingkungan sekitar tempat ia bekerja.

Di pasar, Atun sering menangani kasus-kasus perempuan. Diceritakan Atun, waktu itu ia dan rekan-rekannya pernah menangani seorang wanita gelandangan dengan kelainan jiwa yang saat itu sedang mengandung. Merasa kasihan dengan wanita itu, Atun mengurusinya hingga melahirkan. Setelah itu pun mereka sempat membawa wanita itu ke rumah sakit jiwa untuk menjalani pengobatan dengan psikiater.

“Nggak tega aja lihatnya. Saya banyangkan ketika saya atau keluarga saya yang berada di posisi tersebut,” lanjutnya.

Pengalaman sepuluh tahun juga yang akhirnya membentengi Atun menjadi seorang wanita yang tegas dan mandiri. Atun tak pernah takut, dengan siapapun selagi kebenaran yang ia inginkan. Baginya asalkan untuk menegakkan kebenaran dan memperjuangkan nasib rakyat kecil dan tertindas, akan Atun perjuangkan sepenuh hati.

“Hidup cuma sekali, selayaknya kita berguna bagi masyarakat banyak,” ucap Atun.

Seperti hari Senin,(10/03/2014), Atun bersama wanita pedagang lainnya ikut dalam demonstransi menentang kebijakan pemerintah yang dianggap tidak pro rakyat. Meskipun harus merugi, Atun tak masalah, asalkan apa yang dilakukannya berguna untuk masa yang akan datang.

“Sebenarnya ikut-ikut demo gini kan rugi, kita tidak berjualan. Tapi ini kan untuk kepentingan masa mendatang. Kalau tidak sekarang bertindak, kapan lagi?,” pungkasnya.

Yang terpenting bagi Atun, hidupnya harus berguna bagi orang lain. Apalagi di umurnya yang sudah tak muda lagi, Atun tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu.

“Umur kita hanya Tuhan yang tahu, tugas kita hanya melakukan yang terbaik,” tutupnya. (val)

Related

Penyanyi Asal Indonesia Berhasil Luluhkan Empat Juri Americans Got Talent

Kupas News – Kisah seorang penyanyi penyandang disabilitas asal...

Peran Perempuan dalam Memerangi Radikalisme dan Terorisme

Kupas News, Bengkulu - Peran perempuan sangat besar dalam menangkal...

Tas Michael Kors, Brand Eksklusif Paling Diminati Pecinta Fashion

Kupas News – Michael kors merupakan salah satu pelopor...

Retno Pecahkan Rekor Perempuan Pertama Rektor Unib Terpilih

Kupas News - Universitas Negeri Bengkulu (Unib) baru saja...