Kamis, April 25, 2024

Kado Buruk di Hari Perempuan Sedunia 2014

kupasbengkulu.com – Hari ini tepat tanggal 8 Maret, diperingati sebagai Hari perempuan Sedunia. Hanya saja, peringatan pada tahun ini, kita masih saja mendapat banyak kado buruk terkait berbagai tindakan kekerasan, pembunuhan dan pemerkosaan bagi kaum perempuan.

Kado paling anyar kita terima adalah kematian Ade Sara oleh mantan pacar dan pacar barunya, tragis memang.

Ade Sara tidak hanya sendiri, di Bulukumba, kaum perempuan khususnya, berduka lagi akibat pembunuhan sadis seorang istri oleh suaminya sendiri.

Tak ada salahnya atau sudah keharusan kaum laki-laki ikut mendukung perjuangan kaum perempuan. Bukan mencederai dengan tindak kekerasan.

Bedasarkan cacatan Komisi Nasional Anti-Kekerasan terhadap Perempuan seperti dilansir tempo.co mencatat adanya peningkatan temuan korban kekerasan pada perempuan. Komnas merekam 279.760 kasus kekerasan terhadap perempuan terjadi sepanjang 2013, lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya yang berjumlah 216.156 kasus. Jumlah itu merupakan laporan yang masuk ke Komnas.

Anggota Komnas Perempuan, Yustina Rostiawati, mengatakan kenaikan jumlah kasus ini tak hanya terjadi pada tahun lalu. Sebelumnya Komnas merekam kenaikan yang sama terjadi sejak 2002.

“Dari pencatatan yang dilakukan sejak 2001, terus ada peningkatan,” kata Yustina.

Berdasarkan catatan Komnas Anti Kekerasan Terhadap Perempuan  mencatat kekerasan di ranah personal tercatat paling tinggi. Sebanyak 263.285 kasus yang diambil dari pengadilan agama adalah kekerasan yang terjadi di ranah personal terhadap istri.

Seharusnya hari ini perempuan dapat merayakan hari keberhasilan kaum perempuan di bidang ekonomi, politik dan sosial. Hanya saja sayang sekali, masih harus terus diwarnai berbagai hal buruk yang masih terjadi terhadap perempuan, khususnya di Indonesia.

Peringatan Hari Perempuan yang jatuh pada hari ini mengingatkan kita kembali kepada peristiwa kebakaran Pabrik Triangle Shirtwaist di New York pada 1911 yang mengakibatkan 140 orang perempuan kehilangan nyawanya. Kaum perempuan menjadikan hari duka itu sebagai sebuah sejarah yang harus diingat setiap 8 Maret.

Sejarah Hari Perempuan Sedunia, sejarah mencatat telah dimulai sejak masa Yunani Kuno, pergolakan dan ketidakadilan terhadap perempuan sudah terjadi. Saat itu,untuk menghentikan peperangan, Lysistrata membuat gerakan perempuan stop berhubungan seksual dengan pasangan mereka. Sementara dalam Revolusi Prancis, perempuan di Paris berunjuk rasa menuju Versailles sambil menyerukan ‘Kemerdekaan, Kesetaraan dan Kebersamaan’ menuntut hak perempuan untuk ikut dalam pemilu.

Ide peringatan  Hari Perempuan Sedunia telah berkembang sejak seabad yang lalu. Saat itu dunia industri sedang dalam masa pengembangan dan
pergolakan. Masa itu juga mengalami peningkatan laju pertumbuhan penduduk dan banyaknya muncul paham-paham radikal.

Tepatnya pada tahun 1908 terjadi kegelisahan besar dan debat kritis di kalangan perempuan. Kala itu timbul anggapan bahwa terjadi tekanan dan
perlakuan yang tidak adil terhadap perempuan. Puncaknya adalah long march sekitar 15 ribu perempuan di New York, Amerika Serikat sebagai bentuk
aksi protes. Dalam aksinya perempuan  meminta pengurangan jam kerja, upah yang lebih layak, dan hak pilih dalam pemilu.

Setahun berikutnya pada 1909, gerakan perempuan didukung oleh kalangan sosialis Amerika mendeklarasikan bahwa 28 Februari sebagai hari perempuan.

Hingga 1913, perempuan Amerika terus merayakan hari perempuan pada 28 Februari.

Perubahan Hari Perempuan dari tanggal 28 Februari menjadi 8 Maret juga memiliki sejarah berliku. Pada 1910, Konferensi Internasional Perempuan Pekerja digelar di Copenhagen, Denmark. Konferensi melibatkan 100 perempuan dari 17 negara, mewakili serikat pekerja, partai sosialis, kelompok pekerja perempuan, termasuk tiga perempuan pertama yang dipilih sebagai anggota Parlemen Finlandia.

Clara Zetkin, pemimpin lembaga perempuan pada Partai Demokrasi Sosialis Jerman mengusulkan agar seluruh negara memperingati hari perempuan pada
tanggal yang sama. Tujuannya untuk memperkuat tuntutan mereka.

Pada 1911, mengikuti keputusan konferensi, hari perempuan internasional pertama diperingati di Austria, Denmark, Jerman, dan Swiss pada 19 Maret.

Lebih dari satu juta perempuan dan laki-laki menghadiri kampanye memperjuangkan hak perempuan bekerja, memiliki hak pilih, mengikuti pelatihan,

memegang jabatan publik, dan mengakhiri diskriminasi. Namun, kurang dari sepekan kemudian, pada 25 Maret, terjadi peristiwa “Segitiga Api” di New

York yang merenggut nyawa lebih dari 140 perempuan pekerja.

Sebagian besar mereka orang Italia dan imigran Yahudi. Bencana itu membuat Amerika lebih memperhatikan kondisi pekerja dan undang-undang buruh.

Sejarah berlanjut di Benua Eropa. Kala masa Perang Dunia I, sekitar 1913 dan 1914, hari perempuan sedunia juga menjadi cara memprotes perang
alias gerakan perdamaian. Para perempuan berunjuk rasa, baik untuk memprotes perang maupun sebagai aksi solidaritas sesama aktivis perempuan.

Tahun 1917, perempuan Rusia kembali menggelar aksi protes atas kematian lebih dari 2 juta tentara Rusia dalam perang melalui kampanye “Bread and
Roses”. Protes itu terjadi pada Ahad, 23 Februari, menurut kalender Julian yang digunakan di Rusia, atau 8 Maret menurut tanggalan Gregorian.

Meski ditentang pemimpin politik negeri itu, mereka tak mundur dan terus memprotes hingga empat hari kemudian, Tsar runtuh. Akhirnya, pemerintah

provinsi memberi hak pilih pada perempuan di sana. Sejak itulah, hari perempuan diperingati pada 8 Maret.

Sejak tahun 2000, hari perempuan internasional menjadi hari libur resmi di Afganistan, Armenia, Azerbaijan, Belarus, Burkina Faso, Kamboja, Kuba,
Georgia, dan Guinea-Bissau. Negara lainnya, Eritrea, Kazakstan, Kirgistan, Laos, Moldova, Mongolia, Montenegro, Rusia, Tajikistan, Turkmenistan,
Uganda, Ukraine, Uzbekistan, Vietnam dan Zambia juga memberikan tanggal merah di Hari Perempuan Sedunia. Namun untuk Cina, Madagaskar, serta
Nepal, hari libur hanya berlaku bagi perempuan.

Selamat Hari Perempuan untuk semua perempuan di dunia. (she)

Related

Penyanyi Asal Indonesia Berhasil Luluhkan Empat Juri Americans Got Talent

Kupas News – Kisah seorang penyanyi penyandang disabilitas asal...

Peran Perempuan dalam Memerangi Radikalisme dan Terorisme

Kupas News, Bengkulu - Peran perempuan sangat besar dalam menangkal...

Tas Michael Kors, Brand Eksklusif Paling Diminati Pecinta Fashion

Kupas News – Michael kors merupakan salah satu pelopor...

Retno Pecahkan Rekor Perempuan Pertama Rektor Unib Terpilih

Kupas News - Universitas Negeri Bengkulu (Unib) baru saja...