TAUSIAH UJH – Zaman lagi susah. Ekonomi lagi sulit. Harga-harga melambung tinggi. Pekerjaan susah dicari. Pendidikan mahal. Kesempatan kerja dan lapangan pekerjaan sulit didapat.
Jika demikian kondisi yang kita alami. Jalan pertama yg harus kita tempuh adalah mengencangkan ikat pinggang. Berbelanja sesuai kebutuhan bukan sesuai keinginan.
Jika memiliki isteri wanita tipe Al Haddaqah. Ya Allah. Alamat akan kiamat rumah tangga, karena wanita tipe Al Haddaqah adalah wanita yang keinginan belanjanya besar, mudah tertarik suatu barang atau produk, dan suka meminta suami membelikan.
Pendek kata, boros dan konsumtif. Jika wanita-wanita tipe sebelumnya menguras emosi suami, wanita tipe ini menguras kantong suami.
Barang apa yang tidak menarik saat ini, semua serba praktis. Konsumen dimanja dengan cara bisa angsur. Promosi menggila, Sales mengejar hingga ke dapur, ramah, santun yang penting produknya laku.
Apa yang bisa diperbuat dengan isteri yang pekerjaannya belanja melulu. Untuk itu yang belum berkeluarga, berhati-hatilah memilih calon isteri.
Bagi yang sudah berkeluarga, memiliki isteri dengan tipe Al Haddaqah. Anjurkan dia juga mencari pekerjaan atau berusaha semacam industri rumah tangga (home industry). Buat dia berpikir susahnya mencari uang, sadarkan dia dengan segala cara. Bahwa boros adalah teman syetan. Allah Ta’ala berfirman,
وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ
“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isro’ [17]: 26-27).
Meski petuah lama, namun layak diamalkan. Hemat pangkal kaya. Boros pangkal miskin. Jika seseorang sudah tau mencari uang, sudah merasakan sulitnya mengumpulkan rupiah.
Dia akan sadar dengan sendirinya dalam berbelanja. Jika pun masih boros setidaknya kalau dia bekerja, yang dia belanjakan adalah uang hasil kerjanya sendiri.
Sementara gaji atau hasil kerja suami bisa ditabung. Tetaplah bersabar bagi yang memiliki isteri yang bersifat boros. Ajak dia terus beribadah, sentuh hatinya dengan agama dan kelembutan.
Beri pemahaman agar dia bisa menabung, pasang cita-cita untuk beribadah ke Tanah Suci. Targetkan tahun berapa akan berangkat. Beri motivasi, sebab isteri kita adalah anugerah Allah yg dititipkan-Nya kepada kita.(**)
Salam UJH