Rabu, Juli 9, 2025

HUT Bhayangkara ke-79 Usung Tema Polri untuk Masyarakat

Bengkulu InteraktifPT. Interaktif Media Siber. All Rights Reserved.Bengkulu Interaktif 2016 - Bengkulu Interaktif.Contact InformationHead Office:Jalan Batanghari No. 15, Komp. PU Pracetak, Tanah Patah,...
BerandaDAERAHBENGKULUAgum : Purnawirawan ikut Capres Sah-sah Saja

Agum : Purnawirawan ikut Capres Sah-sah Saja

Agum Gumelar saat membuka acara Musda ke VIII Pepabri Provinsi Bengkulu, Rabu (19/3/2014).
Agum Gumelar saat membuka acara Musda ke VIII Pepabri Provinsi Bengkulu, Rabu (19/3/2014).

kupasbengkulu.com – Menjelang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Oktober mendatang, Ketua Umum DPP Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI dan Polri (Pepabri), Jenderal TNI (Purn) H. Agum Gumelar mengakui, adanya 3 tokoh dari kalangan militer yang bakal ikut mencalonkan diri sebagai calon presiden Indonesia ke-7 tahun 2014.

Seperti, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Purn Pramono Edhie, Letnan Jenderal TNI Purn Prabowo Subianto, dan Jenderal TNI Purn Wiranto.

”Kalau mereka menyatakan dalam pemilu nantinya bersikap netral, secara institusi dan kelembagaan maka Pepabri juga bersikap netral. Tidak berpihak, itu sudah pasti. Kalau purnawirawan ikut Capres itu sah-sah saja,” kata Agum usai menghadiri Musda VIII DPD Pepabri Provinsi Bengkulu di Balai Prajurit, Rabu (19/3/2014).

Agum menjelaskan, sebagai seorang purnawirawan, baik dari TNI maupun Polri, mereka punya hak politik yang sama dengan masyarakat sipil. Yakni untuk memilih dan juga dipilih. Apalagi, banyak di antara anggota Pepabri yang bergabung dengan partai politik dan ormas. Sebagai pimpinan Pepabri, ia berharap, dimanapun dia berada, baik di ormas maupun partai, mereka bisa menjaga jati dirinya sebagai prajurit Sapta Marga dan sebagai prajurit Tri Brata.

”Dengan keikutsertaan purnawirawan TNI yang berambisi sebagai Capres harus dilandasi dengan keinginan mengabdi. Jangan sampai para purnawirawan TNI yang maju sebagai Capres hanya ingin memiliki keinginan untuk berkuasa,” jelas Agum.

Ia juga menambahkan, pemimpin kedepannya harus bisa melayani masyarakat, serta mengedepankan fasilitas dan memberikan pelayanan yang terbaik.

”Satu proses pembangunan berkesinambungan jika memiliki tekad yang kuat dan berkeinginan memperbaiki yang belum baik tanpa caci maki, itu namanya yang bijak,” tutup Agum.(gie)