Rabu, Juli 2, 2025

HUT Bhayangkara ke-79 Usung Tema Polri untuk Masyarakat

Bengkulu InteraktifPT. Interaktif Media Siber. All Rights Reserved.Bengkulu Interaktif 2016 - Bengkulu Interaktif.Contact InformationHead Office:Jalan Batanghari No. 15, Komp. PU Pracetak, Tanah Patah,...
BerandaDAERAHBENGKULUAkademisi Sebut Pers "Kebablasan"

Akademisi Sebut Pers “Kebablasan”

Drs H Soleman Yusuf MM
Drs H Soleman Yusuf MM

kupasbengkulu.com – Akademisi pers, Dra. Hernani Sirikit, MA, menyatakan bahwa banyak media saat ini yang telah kebablasan. Dengan alasan menjunjung hak kebebasan berbicara, sudah banyak para pewarta yang memanfaatkan ‘hak’ tersebut secara berlebihan, bahkan terkadang melanggar kode etik pers sendiri. Hernani menerangkan, kondisi perseteruan antara pers dengan pemerintah yang terjadi baru-baru ini juga merupakan dampak dari kebablasan tersebut.

Mantan wartawan RCTI, CNN, VOA dan Brunai Times ini juga mengingatkan bahwa seharusnya fungsi utama media sebagai Kontrol sosial (social control) yang harus menjadi visi utama sebuah media. (baca: Waspada Wartawan Bodrek, Muntaber dan Amplop)

“Jangan sampai, atas nama hak kebebasan berbicara, lalu seakan membuat kode etik yang baru,” terangnya.

Sependapat dengan Hernani, akademisi pers yang lain Drs H Soleman Yusuf MM juga menyayangkan tindakan para awak media yang terkadang melewati batas. Soleman menyebut, media terkadang melakukan penelitian, tindakan intelijen dan semacamnya yang melebihi kepolisian dan kejaksaan. Hasilnya, suatu media langsung melakukan pengadilan sendiri.

“Tentu yang terprovokasi adalah publik, dan pastinya para pembaca setianya,” jelas Soleman.

Pria yang kini menjabat sebagai Kepala Radio republik Indonesia (RRI) Bengkulu ini dengan tegas menyatakan, bahwa sesama insan media juga seharusnya menjadi ‘kontrol’ bagi yang lain. Unsur-unsur pemberitaan jangan sampai kurang, tetapi bukan pula alasan menjadi berlebih. Bahkan, karena ‘kejar-kejaran’ antar media, terkadang keakuratan berita tersebut menjadi hal yang tidak penting.

“Padahal, sebagian besar pembaca bukan membutuhkan kecepatan berita saja, tetapi yang paling penting adalah keakuratan berita,” pungkas Soleman.(vai)