kupasbengkulu.com – Praktek penambangan pasir diduga liar di pesisir pantai Teluk Sepang, Kampung Melayu, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu menjadi ancaman dan penyebab abrasi pantai.
“Ya disini ada penambang pasir, tiap hari beroperasi,” kata salah seorang pemancing bernama Johan, di Pantai Teluk Sepang, Kamis (16/05/2014).
Data terhimpun kupasbengkulu.com bisa dilihat, penambangan pasir tersebut jaraknya berdekatan dengan pantai. Setiap hari, mobil truk dengan 2 kernet penambang selalu bolak balik mengambil pasir yang berada di lokasi itu.
Pasir setebal 1 hingga 5 meter dalam yang biasanya menutupi lokasi tersebut kini sudah menjadi pekarangan dengan tanah hitam.
Kini, sudah selebar lapangan bola kaki hasil dari penggalian tersebut. Lambat laun, galian pasir tersebut sudah mencapai tepian pantai.
Dalam peraturannya, hal ini bertentangan dengan Undang-Undang RI No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Kawasan sempadan pantai selebar 100 m, menurut peraturan perundangan tersebut merupakan kawasan yang harus dilindungi.
Kemudian ketika kupasbengkulu.com mencoba menanyakan izin pengelolaan pertambangan tersebut, tak mampu dijawab si penambang.
“Kami di sini cuma pekerja, kalau masalah izin kita tidak tahu,” kata salah satu pekerja.(cr3)