Senin, Juli 7, 2025

HUT Bhayangkara ke-79 Usung Tema Polri untuk Masyarakat

Bengkulu InteraktifPT. Interaktif Media Siber. All Rights Reserved.Bengkulu Interaktif 2016 - Bengkulu Interaktif.Contact InformationHead Office:Jalan Batanghari No. 15, Komp. PU Pracetak, Tanah Patah,...
BerandaBanjir Mukomuko, Pelajaran Bagi Daerah Lain

Banjir Mukomuko, Pelajaran Bagi Daerah Lain

sabar_ardiansyah

Oleh : Sabar Ardiansyah, SST

BMKG, Stasiun Geofisika Kepahiang-Bengkulu
e-mail : [email protected]

Di awal musim hujan kali ini Kabupaten Mukomuko kedatangan “tamu” tahunan : banjir. Akibat dari banjir ini membuat jalan lintas barat Sumatera di Desa Tanjung Alai, Kecamatan Lubuk Pinang terputus. Bagian jalan sepanjang lebih dari 100 meter terendam banjir setinggi 1-1,5 meter. Luapan air masuk ke rumah warga sejak Kamis (13/11) sekitar pukul 23.45 WIB. Tak kurang dari 494 rumah warga terendam banjir setinggi 1-1,5 meter, jembatan belly di Desa Lalang Luas Kecamatan V Koto rusak, tiga unit motor milik warga juga hanyut (Harian Rakyat Bengkulu, 15/11/2014).

Jumat (14/11) banjir terus meluas, alhasil setidaknya 700 rumah warga terendam banjir yang terdapat di 10 desa dari lima kecamatan, yakni Kecamatan Lubuk Pinang, Kota Mukomuko, XIV Koto, Selagan Raya dan Teras Terunjam (www.kupasbengkulu.com, 14/11/2014).

Curah hujan yang tinggi dan adanya air pasang (rob) hanyalah faktor dari alam penyebab terjadinya banjir. Sementara banyak faktor dari manusia (antropogenik) yang dapat memperngaruhi terjadinya banjir. Faktor-faktor antropogenik itu berpengaruh terhadap bisa tidaknya air hujan mengalir dengan lancar. Secara alami, air hujan yang turun ke tanah akan mengalir sesuai kontur tanah yang ada ke arah yang lebih rendah.

Untuk daerah perkotaan, pada umumnya air hujan yang turun akan dialirkan masuk ke dalam saluran-saluran buatan yang mengalirkan air masuk ke sungai. Kontur lahan di daerah perkotaan direncanakan agar air hujan yang turun mengalir ke dalam saluran-saluran buatan tadi. Ada kalanya, kapsitas saluran tersebut tidak mencukupi untuk menanpung air hujan yang terjadi, sehingga mengakibatkan terjadinya banjir.

Faktor-faktor antropogenik yang paling berpengaruh terjadinya banjir yaitu perubahan tata guna lahan, penyumbatan oleh sampah yang dibuang sembarangan, keberadaan kawasan kumuh di sepanjang sungai, pengaruh dari penurunan tanah akibat tingginya pembangunan, serta tidak berfungsinya bendungan atau bangunan pengendali banjir. Faktor-faktor inilah yang seharusnya dikaji ulang sebagai langkah penanggulangan bencana banjir.

Informasi Tidak Dipakai?

Jika saja kita mau memanfaatkan informasi dengan benar, mungkin saja kejadian banjir yang melanda Kabupetan Mukomuko sejak 13 Noveber 2014 lalu tidak separah itu. Sebab, sejak bulan Agustus 2014 Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah merilis “Prakiraan Musim Hujan 2014/2015 di Indonesia”. Di dalam rilis BMKG ini menyebutkan bahwa wilayah Kabupaten Mukomuko, khususnya Kecamatan Muko Muko Selatan bagian timur diprediksi sifat hujannya di Atas Normal (AN). Pengertian curah hujan di Atas Normal (AN) yaitu bila jumlah curah hujan selama satu musim lebih dari 115 persen dari nilai rata-rata curah hujannya. Jika dari jauh hari kita telah mengambil langkah antisipatif, bisa saja banjir yang mencapai 1-1,5 meter di Mukomuko bisa diminimalisasi..

Selain Mukomuko, daerah lain di Provinsi Bengkulu yang diprediksi memilki sifat hujan di Atas Normal (AN) yaitu Lebong Utara dan Bengkulu Utara bagian barat. Masyarakat dan pemerintah daerah di dua kawasan ini selayaknya perlu mengambil langkah-langkah cepat sebelum mengalami hal yang sama seperti yang terjadi di Mukmuko.

Selain informasi prakiraan musim hujan, BMKG juga mengeluarkan informasi Potensi Banjir beserta petanya melalui website resmi BMKG. Khusus wilayah Provinsi Bengkulu, pada bulan November 2014 wilayah-wilayah yang memiliki potensi banjir dalam katagori “rendah” meliputi : Arga Makmur, Curup, Kepahiang, Lais, Lebong Selatan, Lebong Utara, Muara Bangka Hulu, Muko Muko Selatan, Talo, dan Teluk Segara.

Sedangkan pada bulan Desember 2014, daerah-daerah di Provinsi Bengkulu yang memiliki potensi banjir dalam katogori “menengah” meliputi : Arga Makmur, Curup, Kepahiang, Lais, Lebong Selatan, Lebong Utara, Muara Bangka Hulu, Mukomuko Selatan, Talo, Teluk Segara.

Tidak Ada Kata Terlambat

Informasi dari instansi terkait ada baiknya dimanfaatkan untuk langkah-langkah antisipatif meliputi adaptasi dan mitigasi bencana hidrometeorologis. Seperti BMKG memberikan pelayanan informasi cuaca hingga peta-peta potensi bencana banjir yang dapat diakses secara langsung melaluli website resminya www.bmkg.go.id. Setelah mendapat informasi tersebut, banyak hal yang dapat dilakukan, seperti pemerintah daerah dan masyarakat harus memperhatikan bangunan pengendali banjir (bendungan/dam atau sumur resapan) serta kondisi sungai.

Kerja bakti di sekitar lingkungan sejak dini merupakan salah satu langkah yang dapat ditempuh. Hal ini dapat dilakukan dihari libur bagi warga yang padata akan aktivitas. Membuang sampah pada tempatnya adalah hal yang mudah dilakukan, namun banyak dilupakan. Ini merupakan bukti masih kurangnya kesadaran kita terhadap lingkungan. Program 3M harus digalakkan lagi, selain bisa mencegah penyakit DBD, program ini juga bisa mencegah genangan atau banjir.

BODATA :

Nama : Sabar Ardiansyah, SST
Instansi : BMKG, Stasiun Geofisika Kepahiang-Bengkulu
HP : 085267097298