Seluma, kupasbengkulu.com – Batu Perahu yang terletak di Desa Pandan, Kecamatan Seluma Utara, Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu merupakan saksi pertarungan dua leluhur atau nenek moyang orang Seluma.
Menurut Sesepuh Desa Pandan, Kecamatan Seluma Utara, Usman Efendi, batu yang berukuran lebih kurang lebar dua meter tersebut merupakan sumpah Puyang Si Pahit Lidah yang melihat dua pendekar yakni Puyang Sidi Kecil dan Puyang Semangus sedang berperang di perairan Air Seluma dan perairan Air Simpang, peperangan antara dua pendekar disaksikan oleh Puyang Si Pahit Lidah tersebut berlangsung sengit sehingga Puyang Semangus melarikan diri dan membawa perahu
tersebut ke Hulu Sungai Air Seluma, belum sampai di daerah kekuasanya Puyang Semangus dikejutakan dengan suara Si Pahit Lidah dan langsung terjun dan melarikan diri karena perahu yang dinaikinya telah menjadi batu.
“Puyang Semangus berasal dari Rejang saat bertarung dengan Puyang Sidi Kecil, Puyang Semangus tidak bisa kembali ke daerah asalnya lalu melarikan diri ke hulu perairan yang bernama Lubuk Tanggo Rejang daerah Kelurahan Puguk Kecamatan Seluma utara saat ini,”cerita Usman Jumat (10/4/2015).
perahu tersebut Usman melanjutkan ceritanya, berasal dari daun sisa sebuah pohon hutan yang sangat langka saat ini yang dulunya disulap Puyang Semangus menjadi sebuah perahu.
“Nenek moyang zaman dahulu rata-rata sakti dan mempunyai ilmu kebatinan yang tinggi,”jelasnya.
Batu perahu yang berjarak 500 meter dari pemukiman warga Desa Pandan tersebut tidak dikeramatkan namun masyarakat terus menjaga perahu batu tersebut karena dianggap benda bersejarah.
“Ada yang potong kambing sekitar beberapa tahun lalu dari Desa Talang Kabu Kecamatan Talo, hanya sekedar tanda ingat kepada leluhur, tidak boleh buang air disana tidak dibenarkan berbuat yang tidak senonoh namun tidak dikeramatkan hanya kami menjaga dan merawat batu tersebut,”ceritanya lagi.
Saat ditanya sejak tahun keberapa batu tersebut ditemukan Usman mengaku kurang mengetahuinya karena sejak dia dilahirkan batu perahu tersebut sudah berada di aliran sungai yang saat ini telah menjadi areal persawahan.
“Yang jelas dulu di areal persawahan itu merupakan alur sungai air Seluma,”singkatnya.
Saat ini batu perahu tersebut terletak di areal persawahan warga Desa Pandan dan masih dijaga oleh warga setempat,letak lokasi dari pusat ibu Kota Kabupaten Seluma memakan waktu lebih kurang 30 menit.
Penulis : Sepriandi, Kabupaten Seluma.