kupasbengkulu.com – Melalui beberapa cerita yang beredar secara turun temurun diĀ Bengkulu masyarakat memepercayai bahwa di Bengkulu terdapat beberapa kerajaan. Namun tahukah anda bahwa menurut sejarawan Bengkulu, Agus Setiyanto, tidak pernah ada kerajaan di Bengkulu melainkan komunitas adat.
” Hal ini menarik, karena masyarakat Bengkulu tahunya di Bengkulu itu ada kerajaan seperti kerajaan yang ada di pulau jawa. Kerajaan seperti sungai lemau, sungai hitam dalam pikiran masyarakat bengkulu itu memang sebuah kerajaan besar namun pada kenyataan tidak demikian” Ujarnya.
Menurutnya kebiasaan orang sumatera pada waktu itu memang menyebut komunitas adat mereka sebagai nagari atau kerajaan dengan ketentuan norma adat yang dibuat sendiri oleh mereka.
” Biasanya memang komunitas adat ini membentuk wilayah mereka di dekat sungai, sehingga kemudian lahirlah istilah kerajaan seperti sungai lemau dan sungai hitam tersebut. Para kepala dusun atau kepala wilayah memang boleh diberi gelar dan memberi gelar, mangkanya di Bengkulu ini banyak sekali raja raja, pangeran, depati yang hampir ada disetiap daerah,”Ā kata Agus.
Pada perkembangannya ketika Belanda dan Inggris mulai memasuki bengkulu pada abad ke-16 gelar para kepala adat tersebut dibirokratkan. Gelar kerajaan pada komunitas adat mulai dikurangi lalu diganti dengan sistem birokrat yang lebih tertata.(cr10)