kupasbengkulu.com – Selama berada di Mekkah panitia penyelenggara haji tidak menyediakan makan untuk para Calon Jamaah Haji (JCH). Para jemaah harus mencari makanan sendiri sesuai selera mereka, karenanya pemerintah memberikan biaya hidup (living cost) yang diserahkan pagi ini.
Kabid Haji dan Umroh Kemenag Provinsi Bengkulu, Zahdi Taher mengungkapkan, living cost itu berupa mata uang Saudi Arabia Riyal (SAR) sebesar 1.500 atau setara dengan Rp 4,5 juta.
Menurutnya panitia memang menyiapkan makan untuk tiga kali sehari selama 9 hari di Madinah dan 5 hari di Armina. Namun setelah berada di Mekkah dan tinggal di maktab (penginapan) selama 25 hari, masing-masing jemaah membeli makanannya sendiri.
“Perjalanan haji selama 40 hari, selama berada di Madinah dan Armina makanan disiapkan panitia. Tapi ketika berada di Mekkah jemaah membeli makanan sendiri dan biasanya didekat maktab itu banyak penjual makanan. Harga satu porsi makanan disitu antara SAR 10 hingga SAR 30,” ungkap Zahdi.
Tidak ada perubahan besaran living cost jemaah untuk tahun ini dan tahun sebelumnya. Sementara besaran living cost untuk Ketua Rombongan (Karom) dan Ketua Regu (Karu) lebih besar, yakni SAR 2.500 atau setara dengan Rp 7,5 juta.
Zahdi menjelaskan Karom dan Karu dalam mengkoordinir jemaah memang lebih berat. Mereka juga harus menginformasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan jemaah, karenanya memerlukan biaya untuk komunikasi telepon seluler dan sebagainya. (beb)