Kamis, Maret 28, 2024

Catatan dari seminar Seminar Motivasi Al-Qur’an dan Islami

Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bengkulu (BEM-UMB) selenggarakan seminar motivasi Al-qur’an dan Islami di Gedung Hasan Din, Kampus 4 UMB, Sabtu (19/06). Seminar bertema ‘Pejuang Muda Bersama Al-qu’an” itu di hadiri Sekretaris Bidang Kemahasiswaan, ORMAWA Se-UMB dan BEM Se-Kota Bengkulu.

Acara  digelar offline ini diharapkan memicu motivasi, menikatkan spirit dan nilai relegius generasi muda. Khususnya di kalangan aktivis mahasiswa  muda dalam kesehariannya, sebagai kaum intelektual, pemikir dan generasi penerus bangsa.

Oleh karena itu maka perlunya pemberian motivasi Al-qu’an sebagai sumber utama pedoman gerakan anak muda dalam melawan tatang zaman modern. Penuh tantangan teknologi yang masif di era  disrupsi teknologi yang sangat cepat terjadi, beralih  di masa pandemic Covid-19 ini.

Tentu anak muda mahasiswa, khususnya aktivis muda, harus memperkuat dan mempertebal bacaan-bacan kitab sucinya sebagai bekal, untuk mengisi jiwa-jiwa kerohanian, menjadi obat dan penawar kegelisahan. tantanan jiwanya anak muda para aktifis.

Sebagai pengigat, sebagaimana di riwayatkan Ibnu Mas’ud, ketika dimintai nasehat oleh seorang tentang kegelisahan hatinya. Beliau berkata, “kalau penyakit itu yang menimpamu, maka bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat yaitu:

Ketempat orang membaca Al-Qu’an engkau baca Al-qu’an atau engkau dengar dengan baik;baik orang yang membacanya
Pergi ketempat majelis pengajian yang mengigatkan hati kepada Allah
Atau engkau cari waktu dan tempat yang sunyi, disana engaku berkhalwat menyembah Allah, umpama di tengah malam buta, di saat orang tidur nyenyak, engkau bangun menggerjakan shalat malam meminta dan memohon kepada Allah SWT ketenangan jiwa ketentraman jiwa dan ketenangan hati.

Pemateri hebat dan luar biasa pada seminar ini, motivator muda Tafsili S.Pd C.HT C.IM yang menyampaikan materi “Yakini Al-qur’an Sebagai Solusi Penyelamat Generasi”. Materi kedua,  Direktur/salah satu Pondok pesatren di Bengkulu, Akademisi Universitas Fatmawati, Yovenska L.Man, M.HI yang mengungkap, “kenapa harus membela Palestina”.

Seungkap pesan dari Ketua Pelaksana, sekaligus Menteri Bidang Keagamaan BEM UM Bengkulu Dhimas Alunandika, “Kita sebagai manusia ini dilahirkan sebagai khalifah di muka bumi ini. Jika sholat kita mau di terima, maka harus dengan ilmu. Jika ingin tidur kita berpahala, maka harus dengan ilmu.

Itu semua sama dengan  jika kita ingin memipin, maka harus dengan tekad dan ilmu. Kata Rasulullah SAW, ada tiga amalan yang ketika dia mati tak akan terputus hingga hari qiamat. Salah satunya yakini ilmu yang bermanfaat.

Adapun Wakil Ketua Umum BEM UMB, Susan Hadi Hidayat Mambahkan,  kalau kita ingin menjadi generasi yang hebat, siapapun diri kita, ketika ingin organisasinya hebat, lembaganya hebat, sekolahnya hebat, pemerintahannya hebat, tidak ada yang lain selain Al-quran yang dijadikan rujukan, Susan mengkutip kalimat  Prof Kana Suryadilaga.

Kenapa kita harus membela Palestina, ada tiga alasan kuat yaitu: Pertama, kita harus membela Palestina  karena ikatan keimanan, yang mana sebetulnya umat muslim di dunia ini terikat satu sama lainnya ini atas nama iman. Sebagaimana Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, ‘Innamal mu’minuna ikhwatun’. Artinya,  sesungguhnya setiap mukmin itu adalah bersaudara.

Dijelaskan dalam ayat diatas, ikhwatun artinya adalah persaudaraan seperti saudara kandung. Maka seperti itulah persaudaraan seorang mukmin diibaratkan dan bahkan melebihi dari hubungan saudara hubungan darah. Jadi sudah barang tentu, kalau ada seorang mukmin yang disakiti, maka mukmin yang lain akan ikut merasakan sakitnya dan akan membelanya.

Diibaratkan juga bahwa mukmin itu seperti tubuh manusia. Misalnya kaki ini terluka, maka dengkul akan berlutut tangan akan menghentak ke bumi. Mulut akan berkata “aduh”, mata akan meneteskan air, kepala akan ikut pusing dan tidurpun tidak bisa. Itulah ibarat seorang mukmin, apabila ada salah satu yang disakiti.

Kenapa kita harus peduli dengan Palestina? Yakni karena ikatan kemanusiaan tak harus menjadi Islam untuk peduli dan merasakan penderitaan orang-orang Palestina di negaranya. Cukup menjadi manusia yang memiliki hati nurani, maka itu  sudah lebih dari cukup menjadi syarat bagi kita, kenapa kita harus membela Palestina.
Ikatan kebangsaan. Orang yang berkata cinta NKRI, cinta Pancasila, haruslah sadar bahwa salah satu bentuk kecintaan kepada negara ini adalah menjalankan amanat konstitusi. Sebagaimana termaktub di dalam Pembukaan UUD 45, bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan.

Maka yang hari ini teriak merdeka untuk Palestina, memberikan bantuan untuk Palestina yang terjajah artinya,  kita sedang meneriakan konstitusi dan sedang menjalankan amanat konstitusi bangsa kita. Jadi tidak ada alasan bagi kita untuk tidak membela Palestina.

(Yusuf)

 

Related

KUHP Tidak Berlaku untuk Kegiatan Kemerdekaan Pers

Kupas News, Jakarta - Walaupun Rancangan Undang-undang (RUU) Kitab...

Modus Mafia Tanah di Ruang Peradilan

Oleh : Elfahmi Lubis Mafia Tanah sudah menggurita dan telah...

Kaum “Rebahan” Ditengah Isu Kerakyatan

Dimana posisi kaum "rebahan" atau kaum "mager" yang didominasi...

Polemik RUU Sisdiknas, Maksimalkah Uji Publik?

Oleh: Dr. Emilda Sulasmi, M.Pd Mencermati draft Rancangan Undang-Undang Sistem...

Kiprah Parsadaan Harahap Hingga Duduki KPU RI

Sosok Persadaan Harahap atau yang sering disapa bang parsa,...