Kepahiang, kupasbengkulu.com – Masih tingginya intensitas curah hujan, tidak hanya berimbas buruk pada usaha pertanian padi sawah. Tetapi, juga pada usaha perkebunan kopi yang banyak diakui oleh petani bahwa produksi kopi di Kepahiang akan jauh merosot dari tahun-tahun sebelumnya.
“Lantaran intensitas curah hujan selama ini sangat tinggi akan mengakibatkan produksi kopi kami terutama untuk diwilayah Kecamatan Bermani Ilir akan merosot, bahkan dapat kami prediksi lebih jauh dari tahun-tahun sebelumnya,” Sampai salah seorang petani kopi asal Desa Cinta Mandi, Kecamatan Bermani Ilir, Rika Januar, Kamis (8/4/2015).
Rika dalam memprediksikan produksi kopi yang bisa diperoleh pada tahn 2015 ini, kurang dari 2 Ton. Sedangkan luas usaha kopi miliknya, sekitar 5 Hektar.
“Jika dilihat dari bakal-bakal buah kopi, maka hasil kopi yang bisa saya peroleh kurang dari 2 Ton. Hasil itu sangat jauh merosot dari yang biasa saya peroleh disetiap musimnya yakni 4 sampai 5 Ton. Untuk perbandingan luas dan hasil maksimal 4 Ton itu, memang bukanlah hasil produksi yang standar, lantaran sebagian besar usia kopi milik saya yang sudah melalui usia produktif,” terang Rika.
Ia menambahkan, atas produksi kopi yang merosot tersebut, otomatis berimbas pada tingkat perekonomian masyarakat terutama bagi mereka yang hanya mengandalkan dari dari usaha perkebunan kopi.
“Kalau tidak ada usaha lain, musim paceklik akan lebih cepat melanda warga kita. Untuk itu diperlukan solusi untuk mengatasi kendala pendapatan dari usaha kopi kedepannya seperti dengan memanfaatkan tanaman lainnya dengan usia panen yang lebih singkat,” demikian Rika.(slo)