
kupasbengkulu.com – Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bengkulu mengaku kewalahan dalam menertibkan para pengemis dan anak jalanan (anjal) yang biasa beroperasi di titik persimpangan jalan kota. Dikatakan Kepala Dinsos Kota, Drs. H.Sudarto Widyoseputro, M.Si kendala yang mereka hadapi karena keterbatasan dana minimnya Sumber Daya Manusia (SDM).
Seperti diketahui, selama ini penertiban yang dilakukan Dinsos dengan mengerahkan anggota Taruna Siaga Bencana Tagana (Tagana) bekersama dengan Satpol PP Kota. Namun penertiban tersebut seolah hanya “gertak sambal”, tanpa kapok pengemis dan anjal kembali beroperasi. Pengemis meminta sumbangan pada pengguna jalan, sementara anjal melakukan hal yang hampir sama, meski mereka sebagian mengamen.
“Sekarang apa solusi yang terbaik? Kami merasa penertiban itu sudah efektif, karena merupakan rutinitas kami. Tapi memang tidak bisa dilakukan seharian, sebab keungan dan tenaga yang ada tidak mencukupi. Jadi pagi ditertibkan, sorenya mereka muncul lagi,” kata Sudarto.
Sudarto juga menjelaskan, pembinaan yang dilakukan pihaknya tidak berperan banyak dalam pemberantasan pengemis dan anjal. Sebab pengemis dan anjal tersebut menolak dibina, meski diberi peluang usaha melalui kelompok usaha bersama dan pemberian modal.
“Pengemis dan anjal di Kota Bengkulu ini jumlahnya antara 30-40 orang, dari yang kami tertibkan itu yang mau dibina hanya 3 orang. Sedangkan sisinya memilih untuk tetap mengemis dan mengamen,” jelasnya.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, mendekati bulan Ramadhan jumlah pengemis bertambah, mayoritas merupakan pengemis kiriman dari luar kota bahkan luar Provinsi Bengkulu. (beb)