Jumat, April 19, 2024

Danlanal: Lautan Indonesia Kaya, Dicuri Ratusan Kapal Asing

Danlanal Bengkulu Angkatan Laut (Lanal) Bengkulu Letkol Laut (P), Amrin Rosihan Hendrotomo
Danlanal Bengkulu Angkatan Laut (Lanal) Bengkulu Letkol Laut (P), Amrin Rosihan Hendrotomo

Kota Bengkulu, kupasbengkulu.com – Dari dua pertiga wilayah Indonesia merupakan laut, yang mengelilingi 17.488 pulau menjadi target empuk negara Asing. Dari ratusan kapal yang masuk ke Indonesia rata-rata mereka sering kedapatan memokuskan mencari ikan serta mencari sumber daya alam di Indonesia.

Seperti yang disampaikan oleh Danlanal Bengkulu Angkatan Laut (Lanal) Bengkulu Letkol Laut (P), Amrin Rosihan Hendrotomo kepada kupasbengkulu.com Senin (10/11/2014), menurutnya selama 15 tahun ia mengarungi lautan di Indonesia, kerap kali kapal dari luar Indoseia menduduki Laut indonesia untuk mengambil potensi laut di Indonesia.

“Yang saya sayangkan 15 tahun saya di kapal perang 15 tahun saya melaui semua itu saya ketemu dengan kapal kita tidak sebanyak kapal asing dan kapal kita kapal-kapal kecil yang sederhana, kapal asing sudah pakai mesin yang bahkan beberapa mesinnya itu justru lebih canggih dari pada kapal perang kita,” kata Danlanal Bengkulu Angkatan Laut (Lanal) Bengkulu Letkol Laut (P), Amrin Rosihan Hendrotomo.

Potensi yang pertama yakni ikan, contoh Cina dan Thailand yang merupakan negara yang maju merka mencari ikan hingga ratusan mil jauhnya. Namun, berbeda hal dengan Indonesia yang memiliki laut yang sangat luas hanya beberapa meter para nelayan cepat menghasilkan hasil alam tersbut.

Potensi keduanya, Minyak, contohnya Ambalat yang sebelumnya pernah dikalim Malaysia yang merupakan batas wilayah milik mereka. Sebelumnya kita tidak menyadari kalau di pulau tersebut banyak potensi minyak.

Dikatakan Amrin, seharusnya negara kita menjadi negara yang Maritim bukan negara Agraris. Sehingga negara Indonesia lebih melirik laut dan penataan kelola laut bisa terjamin.

Sedangkan apabila negara yang Agraris yang selama ini kita jalani tersebut harus dibangun karena potensi tanah kita tidak lagi sesuai dengan asupan masyrakat.

“Mereka terus makan nasi masyarakat harus makan sagu terus tidak tidak bisa tumbuh dilaut tetapi bukan lupa dengan jati diri tetapi dari sisi lain negara kita lebih jauh besar potensinya yang ada di daratan kita,” ucapnya.

Jadi pada intinya, Indonesia dilahir sebagai buaya yang bertubuh besar dan mencari makan di air. Tak seperti Biawak yang dipandang kecil dan hanya mencari makan di daratan.

“Kalau menurut saya Indonesia dilahirkan sebagai buaya ukurannya besar kalau melihat peta ukurannya sama dengan ukuran Amerika kalau Amerika banyaknya daratan sedangkan Indonesia dua per tiganya laut. Ibarat buaya besar cari maknya di air, kalau makan kuda ataupun zebra mereka juga menunggu di air, tetapi kita senang jadi biawak kita dipandang kecil dan nyari maknnya di darat,” tutUpnya.(dex)

Related

Pendaftaran Lelang Jabatan 3 Kepala OPD Pemda Lebong Kembali Diperpanjang

Pendaftaran Lelang Jabatan 3 Kepala OPD Pemda Lebong Kembali...

Dua Sahabat Bang Ken Ambil Formulir Pendaftaran Cawagub

Dua Sahabat Bang Ken Ambil Formulir Pendaftaran Cawagub ...

Sungai Ulu Kungkai Meluap, Fasilitas Desa Wisata Arang Sapat Rusak Parah

Sungai Ulu Kungkai Meluap, Fasilitas Desa Wisata Arang Sapat...

Hasil Monev Penanganan Banjir Lebong Keluarkan 10 Arahan Strategis

Hasil Monev Penanganan Banjir Lebong Keluarkan 10 Arahan Strategis ...

Tahun Ini Kasus DBD di Seluma Alami Peningkatan, Begini Imbauan Dinkes

Tahun Ini Kasus DBD di Seluma Alami Peningkatan, Begini...