kupasbengkulu.com – Salah satu desa di Kecamatan Kota Kabupaten Kaur, yakni Desa Pengubaian tergolong unik. Loh kok? di desa itu 96 persen aktifitas remajanya setiap hari memanjat kelapa. Meskipun remaja itu sudah memiliki pekerjaan tetap. Pekerjaan itu sudah mereka lakoni sejak turun-temurun.
Di Desa Pengubaian hingga ke Kelurahan Bandar ini, terdapat sekitar 1.000 Hektare (Ha) lebih pohon kelapa, yang berjejer di sepanjang jalan yang tidak jauh dari tepi pantai. Setiap harinya, tidak kurang 6.000 buah lebih kelapa dikeluar dari dua desa tersebut.
Salah satu remaja yang setiap hari memanjat kelapa bersama teman-temannya Zandra (21) mengatakan, jika mereka lebih memilih memanjat kelapa dari pada jadi pegawai honorer. Karena gaji memanjat kelapa lebih mahal.
”Memanjat kelapa penghasilannya lebih besar,” kata Zandra, Kamis (9/10/2014).
Ia mengatakan, dalam satu minggu mereka bisa mengumpulkan uang hingga Rp 600 ribu. Jika dihitung, selama satu bulan penghasilan remaja disini mencapai Rp 2,4 juta.
Pantauan kupasbengkulu.com di lapangan, cara mereka memanjat kelapa disini bukannya dipanjat oleh orangnya atau monyet. Melainkan menggunakan galah panjang, yang sengaja dibuat dari bambu. Panjangn galah sekitar 5 meter hingga 20 meter, yang dibagian ujung galah diberi kawat sepanjang 50 cm lalu dibengkokkan untuk mengait kelapa.
Ia menamnbahkan, mereka diberikan upah berbeda dengan pengupas kelapa, meskipun demikian mereka tidak membedakan tugas yang dikerjakan. Karena hasil dari memanjat dan mengupas kelapa itu dikumpulkan menjadi satu, kemudian dibagi rata satu sama lainnya.
”Untuk pembagian gaji, kita bagi sama rata,” demikian Zandra.(mty)