Kepahiang, kupasbengkulu.com – Dalam kurung waktu 8 bulan ke belakang, daya beli warga Kepahiang diketahui menurun cukup drastis. Kondisi ini, dirasakan oleh banyak pedagang lingkup Pasar Kepahiang.
Sebab menurunnya daya beli, tidak hanya disebabkan oleh belum datangnya musim panen usaha perkebunan kopi yang mendominasi pendapatan warga Kepahiang, melainkan juga oleh intesitas curah
hujan yang masih tinggi.
Terus menurunnya pendapatan banyak pedagang, otomatis mempengaruhi modal usaha hingga membengkaknya utang pedagang ke pihak distributor barang dagangan mereka. Ini diakui oleh salah seorang pedagang pakaian, Mimun (34) dimana dirinya terpaksa menggandakan jumlah piutang dalam mempertahankan usahanya.
” Banyak pedagang di pasar ini menjerit lantaran sepi dari pembeli. Karena modal usaha yang tidak bisa berkembang, dan desakan kebutuhan disetiap harinya, membuat jumlah utang semakin menumpuk,”
ungkap Mimun.
Meskipun demikian, Mimun berkeyakinan bisa melunasi besaran utang yang sudah mencapai puluhan juta setelah kondisi perekonomian normal kembali. Berdasarkan dari pengalaman di tahun-tahun sebelumnya, kondisi prekonomian warga bisa norma sekitar April mendatang. ” Sudah normal yang saya maksudkan itu, saat musim panen usaha perkebunan warga tiba,” kata Mimun.(slo)