kepahiang, kupasbengkulu.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kepahiang mencatat jumlah warga menderita sakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kepahiang terus meningkat. Jumlah warga penderita DBD dalam 5 tahun terakhir, rata-rata meningkat sekitar 10 hingga 30 persen.
“Jumlah kasus DBD disetiap tahunnya terus meningkat. Hanya, dalam pencegahan ini memerlukan tingkat kesadaran masyarakat yang tinggi, mengingat pencegahan yang dimaksud dengan melakukan 3 M Plus dalam artian selalu memperhatikan kebersihan bak mandi, lingkungan sekitar dengan cara menutup tempat penampungan air dan mengubur barang-barang bekas. Plus itu, tidur memakai kelambu,” kata Kasi Pengamatan dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kepahiang, Zulfikar.
Kasus DBD yang terdata oleh Dinkes Kepahiang dalam 5 tahun terakhir, dimulai dari tahun 2011 (16 kasus), tahun 2012 (20 kasus), tahun 2013 (22 kasus), dan tahun 2014 (29 kasus). Sementara di tahun 2015, persisnya hingga 7 April, tercatat sebanyak 22 kasus.
“Dari data tersebut, terdapat 2 warga yang meninggal dunia lantaran DBD (Tahun 2011). Sejak tahun 2012, kita belum mendapatkan ada kasus DBD yang warga penderitannya meninggal dunia,” jelas Zulfikar.
Disinggung tentang pogging, Zulfikar meminta kepada warga agar tidak salah dalam mengartikan tujuan atau manfaat pogging sebagai salah satu upaya pencegahan DBD. Fogging sebagai salah satu langkah untuk memutuskan mata rantai atau membunuh nyamuk dewasa pembawa virus aedes aegypti.
“Fogging bukan merupakan pecegahan DBD. Itu jelas dari aksi yang dilakukan setelah kejadian atau diketahuinya ada warga yang menderita DBD. Fogging juga tidak membunuh jentik nyamuk, melainkan untuk memutuskan mata rantai atau membunuh nyamuk dewasa pembawa virus,” demikian Zulfikar.(slo)