Bengkulu Selatan, kupasbengkulu.com – Panitia Pemilihan ketua RT membuat bilik-bilik suara, dengan tempat pemungutan suara (TPS), kertas suara seperti layaknya Pilleg ataupun Pilkada dan Pilpres.
Warga yang terdaftar sebagai daftar pemilih tetap (DPT) diberikan surat undangan untuk memilih. Bahkan beberapa calon juga diharuskan menyampaikan visi dan misinya untuk tiga tahun mendatang. Hal tersebut agar masyarakat benar-benar selektif dan memilih calon yang memang berkompeten.
Ditemui wartawan, beberapa panitia pemilihan ketua RT Subandi, Juanto dan Wahyuno mengatakan, pihaknya memang sengaja membuat sistem pemilihan ketua RT seperti pilleg atau pilkada. Selain diharapkan berlangsung demokratis dan yang terpilih benar-benar yang diinginkan masyarakat, diharapkan cara itu mengajarkan warga tata cara mengikuti pemilu yang baik dan benar.
“Apalagi sebentar lagikan ada Pilkada, moment ini juga untuk pembelajaran kepada warga begini lah cara memilih yang benar, surat suara dan sistem pemilihan kami buat persis seperti pilleg lalu,” ujar Subandi.
Awalnya, tidak ada warga yang ingin mencalonkan diri menjadi ketua RT. Dengan berbagai alasan selain harus diinginkan warga juga beban kerja yang menjadi ujung tombak namun kurang diperhatikan Pemda.
“Kalau dengan cara inikan jelas, siapa yang diinginkan warga untuk menjadi ketua RT,” ungkapnya.
Menariknya juga, ketua RT terpilih langsung mendapat reward dari masyarakat sebesar Rp 500 ribu. Warga yang suka cita, juga tampak mengkalungkan kalung kerupuk kepada istri Soman sebagai ketua RT terpilih. Tidak hanya itu, sebanyak 44 kepala keluarga juga secara swadaya untuk memberikan honor tersendiri bagi ketua RT 08 mereka.
“Sudah berjalan 6 tahun ini, warga secara sukarela iuran satu KK nya Rp 5 ribu setiap bulannya, uang itu untuk honor ketua RT, sekitar Rp 200 ribu, sisanya untuk kas RT,” ujar Subandi.
Pada pemilihan Ketua RT 08 Desa Air Sulau itu, diikuti tiga calon yang dimenangkan oleh Soman dengan perolehan suara sebanyak 82 suara, Fadi Yasir Azhari 18 suara dan Paiman dengan raihan 7 suara.
“Hanya satu warga yang tidak mencoblos, itu karena dia lagi bekerja pas datang waktunya sudah habis, disini kami berharap warga dapat belajar pentingnya demokrasi memberikan hak suaranya kepada calon pemimpinnya,” demikian Subandi diamini Juanto dan Wahyuno.(tom)