Seluma, kupasbengkulu.com – Konon Kabupaten Seluma berasal dari kata Seluman, baiklah saya akan jelaskan dulu kepada pembaca maksud dari kalimat “Siluman” atau “Seluman”, menurut buku karya anggota presedium persiapan pemekaran Kabupaten Seluma Bustan A. Dali kata Seluma berasal dari Siluman yang diangkat dari seekor naga bertelur dua yang menutup danau bukit campang dikerajaan selebar begitu telur menetas kemudian menghilang sehingga dianggap Siluman.(Baca : Dari Mana Asalnya Nama Seluma? Simak Tulisan Ini.
Sementara menurut buku cerpen “negeri Seluman katak” karya Abzan Murzil kata Seluma memang berasal dari kalimat Seluman yang mana konsonan atau cara pengucapan orang dari marga Semidang Bunga Mas menghilangkan hurup “N” diahir kata.
“Kelurahan Puguk,Desa Selingsingan, Pandan,Talang Rami dan Talang Beringin mereka menghilangkan diahir pengucapan pada kalimat yang berahir hurup N misalnya kata jangan pasti diucapkan “janga”,”cerita Abzan belum lama ini.
Menurut cerita nenek moyang dahulu, kata dia, dihulu air seluma bukit campang ditemukan empat jenis binatang yang menyisiri sungai keempat binatang itu adalah Ular sawo (ular phiton), Harimau,Buaya dan Kancil konon ke empat binatang ini berasal dari Pasma (palang Kenidai) Pagar Alam yang merupakan anak cucu puyang serunting sakti kemudian menyebar diseluruh pencuru kabupaten Seluma.
“Ular Sawo menyisir sungai Talo,Harimau berhenti diseluma, Buaya disungai Nelas (Sukaraja), dan Kancil disungai Alas, keempat binatang ini kemudian menjelma menjadi manusia kembali, itulah yang disebut puyang penguasa empat wilayah tersebut,”urainya.
Menurutnya keempat binatang itu mencerminkan karakter di daerah kekuasaannya masing-masing mempunyai otak pintar,sering berubah-ubah.
“Ular sawo itu lembut, melilit, kemudian menelan makanan yang besar, setelah makan diam, kemudian Harimau itu buas,otoriter tidak pandang bulu, selanjutnya buaya menenggelamkan lawan kemudian memakan lawan, dan terahir kancil yang pintar,licik, pandai bicara serta suka berbohong, ini mencerminkan karekter orang seluma diempat wilayah itu,”ceritanya.
(Bersambung)
Penulis : Sepriandi