Memang tak etis membicarakan soal suksesi saat masih ada yang memimpin. Tapi cemano, tampaknyo Bengkulu kota Marlborough iko lagi ‘krisis pemimpin padek’ nden.
Krisis bukan berarti tidak ada, tapi mungkin kurang. Kurangnya untuk bakal calon wali kota itu, bisa jadi penyebabnya uang (Lagi) tak ada. Keberanian untuk maju kurang, kesempatan untuk itu tidak di dapati.
Memang, pemilihan masih lama. Kurang lebih tiga tahun lagi. Tapi tidak begitu kata politisi atau yang ingin jabatan wali kota maupun wakilnya. Tiga tahun merupakan masa yang singkat. Tenggang waktu, banyak agenda yang perlu dipersiapkan. Termasuk taktik dan strategi untuk lolos dan menang.
Mungkin slogan, “Kalu idak kini kebilo lagi. Kalu idak kito siapo lagi. Nah……Kan cemitu sanak. Seorang calon itu semestinyo harus cak padek, biar konstituennyo tekicu kalu enyoko padek”, tegur seorang mandan Cik nyelo kecek.
Adik sanak, dipertengahan Tahun 2021 ini saja, sudah muncul para bakal calon wali kota dari berbagai unsur sosial. Yang digadang-gadangkan ataupun mengadangkan diri sendiri. Tapi itu hal yang normal saja. Cik Sebagai penonton yang mungkin nantinya jadi pemilih, kini hanya mengamati saja dari tengah masyarakat.
Biasalah bila seseorang akan mencalon, ada yang menghebatkan diri, ada yang menyedihkan diri dan ada yang seperti biasa-biasa, tapi tebar simpati dan pesona. Tak ada yang salah dengan itu semua. Dalam politik itu yang penting masuk balak enam, ngesong atau kiu kiu. Pokoknyo “Cik Tau Tapi Cik Selow, Selip Dikit, Cik Pecci Jugo”.
Info dari mandan-mandan dilapangan, meskipun Bengkulu kota Marlborough ini ‘krisis pemimpin’, khususnya untuk calon Wali Kota Bengkulu 2024, ternyata masih ada beberapa warga kota yang digadang-gadangkan. Konon yang padek di dukung itu, ada bakal calon Wali Kota Bengkulu, ada Bung dan Nona.
Saat ditanya, “Kenapa hanya itu Bakal Calon Wali Kota Bengkulu kota Marlborough yang muncul? Bukankah ada bakal calon yang lain?”
Mandan Cik menjawab, Bung dan Nona itu sajakan baru rumor masyarakat saja mau nyalon. Lagian hanya Bung dan Nona itu saja yang punya basis massa yang signifikan. Mereka sosok populer dan familiar. Kalau bicara soal uang politik nantinya, itukan bisa diciptakan.
La benar pulo. “Tapi dediam ajo. Mandantu idak tau, kalu Cik jugo ndak nyalon jugo. Cuman terus terang ajo, kalu Cik jadi nyalon kelak, Cik enggak pakai pitis. Kerno memberi kek menerimo sesamo masuk jail”.
Pertanyaan terakhir adalah, sosok seperti siapa yang diperlukan untuk Ibukota Provinsi Bengkulu kedepan? Tentu yang peduli soal sosial budaya dan sejarah. Karena apa? Tak mungkin ada gedung pencakar langit di Kota Bengkulu. Selain gedung memakai cakar ayam. Tak mungkin ada pabrik di kota Bengkulu, selain seperti pabrik tahu dan pabrik batu es.
Kota Bengkulu Ini kota jasa. Terlepas yang lagi menjabat sering lupa akan jasa-jasa pendahulunya. Hal itu wajar, karena jadi Wali Kota itu enak dan lezat, mangkanya sering kena isomania bukan mancingmania.
*Wartawan tinggal di Kota Bengkulu