Rabu, April 24, 2024

Girik Cik: Nyinyir, Monumen Ibu Fat Arah Selatan Bengkulu

Belum jadi sempurna,  monument Ibu Agung Ibu Fatmawati yang sedang  duduk menjahit Sang Saka Merah Putih  di Simpang Lima Ratu Samban Kota Bengkulu,  sudah kian menarik perhatian. Tidak hanya masyarakat Provinsi Bengkulu, tapi juga para tamu yang hadir dalam perhelatan Porwil X Se-Sumatera.

Perhatian peroleh pendapat beragam tentunya. Mulai dari decap kagum,  bangkitnya rasa nasionalisme hingga pembulian terhadap patung itu sendiri. Bahasa kekinian disebut nyiyirisme. Tapi itu terserahlah. Memang begitulah cara pandang manusia melihat sebuah karya. Semua boleh beropini  dan itu hak masyarakat dalam berdemokrasi.

Paling tidak Cik hanya mengambil dan mencoba menyampaikan aspirasi yang ditemukan di masyarakat. Pertanyaannya adalah, mengapa Monumen Ibu Agung Fatmawati itu menghadap kearah selatan Provinsi Bengkulu? Ini juga pertanyaan nyiyir.  Tapi penting untuk dijawab. Kenapa tidak menghadap arah Pantai Panjang atau menghadap ke arah Utara Provinsi Bengkulu. Bukankah konon, Ibu Fatmawati ada keturunan dari wilayah utara?

Kata Kadis Sosial Provinsi Bengkulu, Iskandar ZO, itu sesuai padangan pematng  Nyoman Nuarte, agar monumen itu menghadap arah kedatangan masyarakat dari  Bandara Fatmawati, Padang Kemiling.  Itu sudah persetujuan dari keluarga almarhumah Ibu Fatmawati di Jakarta. Arahnya tetap seperti patung kuda sebelumnya,  yang menghadap kearah Selatan.

Bukankah jalur transportasi zaman dahulunya, banyaklah datang dari Utara Provinsi Bengkulu? Nah….Inilah pertanyaan nyinyir yang membuat ‘penak hati dan meningpalak’. Lagi pula, kenapa harus banyak tanya. Seberapa pentingnya pertanyaan arah  Selatan, Utara atau Barat sekalipun. Bukankah lebih baik serupa dan seindah apa monument itu nantinya berpengaruh bagi Provinsi Bengkulu, khususnya Ibukota Provinsi ini.

“Yang penting kini, bagaimana monument  Putri Bengkulu yang berjasa itu, menjadi mascot kebanggaan anak negeri.  Pokoknya, Anjing Mengonggong, Kafilah Tetap Berlalu. Tentunya selagi anjing itu tidak mengejar kafilah, Kalau mengejar, baiknya kafilah cepat lari dan berlindung. Rabies Nden”.

*Wartawan tinggal di  Bengkulu  

Related

DPRD Provinsi Bengkulu Sahkan Raperda Perpustakaan dan Kearsipan

DPRD Provinsi Bengkulu Sahkan Raperda Perpustakaan dan Kearsipan ...

Usin Bangga DPRD Lahirkan Regulasi yang Bermanfaat Bagi Penyandang Disabilitas

Usin Bangga DPRD Lahirkan Regulasi yang Bermanfaat Bagi Penyandang...

Pemprov Hibahkan Bangunan, Gubernur Rohidin: Agar BMKG Miliki Gedung Representatif

Pemprov Hibahkan Bangunan, Gubernur Rohidin: Agar BMKG Miliki Gedung...

Pemda Kaur Dukung Gerakan Reforma Agraria Nasional

Pemda Kaur Dukung Gerakan Reforma Agraria Nasional ...

Jaksa Masih Menggali Kesimpulan Kasus Dana Stunting di Seluma

Jaksa Masih Menggali Kesimpulan Kasus Dana Stunting di Seluma ...