Dalam UU No 40 Tahun 1999 Tentang Pers di sebutkan, “ Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.
Kini pers mulai latah, taklid karena fungsinya sebagai lembaga ekonomi. Rela menjatuhkan dirinya sebagai Pers Terompet. Pers seperti ini hanya akan bersuara “Tet Toret Toteeet……”. Biar kepalanya kena lumpur, asalkan tanduk masuk, kena sasaran (Istilah orang Minang Kabau: biar kapalo baluluak, asal tanduak masuak).
Hilangnya pers sebagai sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial. Yang terngiang hanyalah suara terompet yang filosofinya teriakan perintah dibawah tekanan. “Pers ikut maka pers aman. Pers nyeleneh, maka pers akan lapar minum, haus minum”. Inilah yang dibilang orang Bengkulu, ‘tragedi makan kuah’.
Pertanyaannya, apakah tindakan Pers Terompet itu kurang tepat? Ternyata tidak. Selagi pers memberitakan hal yang positif untuk kepentingan bangsa dan negara, mendapat apresisasi. Lantas, dimanakah informasi yang negatif? Dia ada di bawah meja, dibawah telapak kaki. Informasi negatif itu baru akan muncul, saat lembaga ekonomi ini terdesak, membutuhkan asupan makanan.
Pers Teropet ini mirip kisahnya dengan cerita Burung Tampua, yang bersarang di ujung dahan pohon yang tinggi. Hanya berharap agar angin tak bertiup kencang. Sementara pers yang bukan terompet mirip cerita Burung Merba. Merba tak perdulikan angin yang berhembus, asalkan hujan jangan turun.
Di Provinsi Bengkulu ini tidak ada yang namanya Pers Terompet itu. Hanya ada Pers Seruling, yang suaranya “Tri lili lili”. Pers yang selalu siap mengikuti irama gendang. Bagaimana gendang, begitu pula seruling mengalun. Sumber informasi hanya menari saja dengan tepukan tangan dari masyarakat pembaca berita.
By: Cik Ben, wartawan tinggal di Bengkulu.
The post Girik Cik: Pers Terompet appeared first on kupasbengkulu.com.