
Kota Bengkulu, kupasbengkulu.com – Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah, terpaksa harus mengeluarkan kata-kata yang sedikit ‘kasar’ kepada para kepala SKPD, terlebih yang mendapatkan raport merah dalam Rapat Koordinasi dan Evaluasi Program/ Kegiatan APBD dan APBN Triwulan IV Tahun Anggaran 2014.
Kemarahannya pun tak tertahan ketika melihat realisasi anggaran dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Bengkulu, yang hanya mencapai 69,16 persen, atau dari pagu anggaran Rp 140,366 miliar hanya terserap Rp 97,078 miliar saja.
“Orang-orang di Diknas itu harus di ‘cuci otak’ atau harus berubah. Saat diperiksa datanya amburadul. Mungkin solusinya harus ‘bedol desa’, banyak otak-otak kotor yang bermain di Diknas itu. Saya berfikir bagaimana mengendalikan otak-otak mafia ini, minta maaf kalau saya terpaksa bicara kasar karena ini tahun terakhir saya memimpin jadi harus ada perubahan yang signifikan,” kata Junaidi, Selasa (23/12/2014).
Dilanjutkan Junaidi, dirinya melihat tidak ada etikad baik untuk memperbaiki kesalahan sehingga harus bertindak lebih tegas lagi kepada masing-masing SKPD.
“Saya begini supaya tahun 2015 dengan anggaran yang ada mereka bekerja maksimal. Kalau tidak digenjot seperti itu akan berulang terus. Kalau penyerapan anggarannya tinggi, pekerjaan kita selesai, kita bisa memikirkan yang lain. Kalau begini kan menggantung pekerjaan kita. Jangan mimpi lah Eselon III bisa naik jadi Eselon II kalau kinerjanya tidak baik,” tegas Junaidi. (val)