bengkulu, kupasbengkulu.com- Para siswa dan guru di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 21 Kota Bengkulu, Kamis (26/02) sekitar pukul 10.15.WIB, berhasil mengumpulkan sebanyak Rp 365.600, dan hasilnya diserahkan ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bengkulu.
“Koin ini kami kumpulkan pagi tadi, dari para siswa dan dewan guru yang ada di sekolah,” kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Waharman, didampingi Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Zen Bardadi, kepada kupasbengkulu.com.
Dijelaskannya, aksi penggalangan pengumpulan koin untuk Australia ini karena tergugahnya semangat nasionalisme sebagai anak bangsa.
“Juga sebagai bentuk kepedulian terhadap bangsa, agar negara lain tidak bisa seenaknya memperlakukan bangsa kita,” tegasnya.
Diserahkannya koin hasil kumpulan ini, harap dia, bisa menggerakkan sekolah lainnya untuk melakukan aksi serupa.
“Semoga saja setelah kami menyerahkan koin, ada sekolah-sekolah lain juga yang ikut menyerahkan koin juga,” tambahnya.
Sayangnya, saat menyerahkan koin ini pihak sekolah tidak bertemu langsung dengan anggota Komisi I DPRD Provinsi Bengkulu. Namun, kumpulan koin ini disatukan dengan koin yang telah dikumpulkan anggota DPRD Provinsi Bengkulu sebelumnya.
Aksi penggalangan koin ini terus bergulir di Indonesia khususnya di Bengkulu setalah Perdana Menteri Australia Tony Abbott, Rabu (18/2/2015), mendesak Indonesia untuk mengingat kontribusi besar Canberra dalam bantuan setelah tsunami dahsyat tahun 2004 dan membayar kemurahan hati itu dengan membatalkan eksekusi dua warganya yang divonis mati dalam kasus perdagangan narkoba di Bali.
Indonesia telah menegaskan bahwa Andrew Chan (31 tahun) dan Myuran Sukumaran (33 tahun), pemimpin kelompok perdagangan narkoba yang disebut Bali Nine, akan berada di antara kelompok narapidana berikutnya yang akan menghadapi regu tembak. Namun, pihak Indonesia masih tutup mulut tentang kapan eksekusi akan berlangsung dan narapidana asing mana saja yang akan bergabung dengan dua warga Australia itu.(coy)