kupasbengkulu.com – Nahas, dialami Rizki Putra Ramadan (18), Anak Baru Gede (ABG), Kelurahan Semarang Kota Bengkulu, setelah mengalami Kecelakaan Lalulintas (Lakalantas), Sabtu (19/7/2014) sekitar pukul 19.31 WIB di ruas jalan Basuki Rahmad tepatnya didepan Kantor Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Bengkulu.
Korban yang mengendarai sepeda motor, merek Honda Vario bernopol BD 3462 CD menghantam mobil L300 warna hitam bernopol BD 9670 AM, milik M yang tengah parkir. Akibatnya, korban mengalami luka berat (Lurat) dibagian kepala.
”Saat itu kami berteduh dilokasi Halte. Tiba-tiba ada motor yang diduga mengendarai dengan kecepatan tinggi menabrak mobil L300 yang tengah berhenti,” cerita Juanda, salah seorang warga yang sempat berada di Tempat Kejadian (TKP), Sabtu (19/7/2014).
Data terhimpun dilapangan, korban yang melaju dari arah jalan Basuki Rahmad ke arah Sukamerindu Kota Bengkulu, tidak mengetahui jika didepannya terdapat mobil L300 bermuatan Handtractor tengah berhenti dibawah Halte yang sedikit remang-remang.
Korban yang diduga mengendarai sepeda motor, dengan kecepatan tinggi tidak dapat mengelak mobil L300, yang saat berhenti memakan separuh badan jalan serta tanpa adanya pemberian sen. Seketika itu, korban langsung terpental dari sepeda motor kesayangannya dan masuk kedalam bagian bawah mobil.
Melihat kejadian tersebut, sopir mobil sempat melarikan diri, namun hal tersebut dihalangi warga agar sopir bertanggungjawab atas peristiwa tersebut. Sementara, korban langsung diberikan pertolongan warga setempat dengan membawa ke RSUD Rafflesia Bengkulu.
Akibat kejadian tersebut, korban mengalami luka serius dibagian kepala. Sementara tim medis dari RSUD Rafflesia menganjurkan pihak keluarga korban untuk dirujuk ke RSUD M Yunus Bengkulu, guna mendapatkan perawatan secara intensif.
Juanda menambahkan, sopir mobil sempat dihentikan warga karena berusaha melarikan diri dengan alasan ingin menyusul korban yang telah dibawa warga ke RSUD Rafflesia.
”Kalau ciri fisik tidak begitu jelas, sepertinya maih muda sekitar umur 26 tahun memaki baju koko,” demikian Juanda.(dex)