kupasbengkulu.com – Perencanaan dalam menentukan harga satuan dalam proyek pembangunan setiap SKPD perlu ditinjau ulang. Hal ini di sampaikan Sekda Kabupaten Bengkulu Selatan Rudi Zahrial, kepada kupasbengkulu.com Jum’at (19/9/20140) di ruang kerjanya, usai rapat koordinasi menindaklanjuti keterlambatan pekerjaan dan banyaknya pihak kontraktor yang enggan memasukan tawaran pada proyek pembangunan di setiap SKPD di Kabupaten Bengkulu Selatan.
Pasalnya, sampai saat ini masih ada proyek yang belum tayang pengumumannya, dan ada juga yang suduah tayang pengumumannya di LPSE. Namun, tidak ada rekanan atau pihak ketiga yang enggan masukan tawaran untuk ikut tender.
Dijelaskan Rudi, dengan masih adanya beberapa proyek pembangunan yang belum berjalan, disebabkan harga satuan material barang yang dibutuhkan tidak sesuai dengan harga di toko ataupun yang ada di lapangan.
“Dari analisa harga satuan yang saya baca itu sangat tidak sebanding dengan harga yang sebenarnya di lapangan. Seperti harga Semen 50 kg per saknya pada satuan harga Rp 56 ribu sementara di toko sudah hampir Rp 60 ribu. Apalagi kalau musim proyek pasti harga-harga itu melonjak”, kata Rudi.
Ditambahkan Rudi, dalam rapat disampaikan perbandingan dan perbedaan harga satuan dari daerah Kabupaten Seluma. Seperti Dolken, harga satuan di Kabupaten Seluma itu 17 ribu. Sementara di Kabupaten Bengkulu Selatan satuan harganya hanya setengahnya yakni Rp 8 ribu. Dalam rapat, rencana anggaran biaya ada pembangunan toilet dan pada perencanaan pembangunan toilet tidak ada.
“Jadi bagaimana kontraktor dapat untung, dan wajar pihak kontrak enggan masukan tawaran pada pekerjaan tersebut, karena pihak kontraktor bekerja itu bukan baksti social,” terang Rudi.
Diharapkannya, kepada teknis perencana di setiap SKPD agar bekerja dan jangan malas. Standart harga satuan ini perlu ditinjau dan dikroscek ulang serta penuh pemikiran yang matang.
“Masa harga satuannya masih harga satuan tahun 2010 yang lalu, jangan-jangan hanya kopi paste,” tandasnya.(tom)