kupasbengkulu.com – Dr. Julianty Kusuma, SpOG., menyebutkan kanker payudara menduduki posisi kedua terbanyak sebagai penyebab kanker di Indonesia. Menurut WHO, sebanyak 8 hingga 9 persen wanita akan mengalami kanker payudara dalam hidupnya.
“Penyebab pasti kanker payudara masih belum diketahui. Ditemukan lebih dari 580 ribu kasus baru pertahun, dan sekitar 372 ribu pasien meninggal karenanya,” ujar Julianty dalam acara sosialisasi gerakan pencegahan deteksi dini kanker leher rahim dan payudara pada perempuan Indonesia di Provinsi Bengkulu, Selasa (14/04/2015).
Julianty menyebutkan faktor risiko penyebab kanker payudara di antaranya haid pertama yang terlalu dini yakni pada usia 10 tahun ke bawah, menopause pada usia di atas 50 tahun, tidak menikah, tidak pernah melahirkan, tidak pernah menyusui, melahirkan anak sesudah usia 35 tahun, serta beberapa faktor lainnya.
Diketahui gejala kanker payudara ini seperti pertumbuhan ukuran payudara yang cepat dan tidak normal. Kemudian timbul ruam/ kemerahan/ bisul pada payudara. Tidak hanya itu, timbul rasa gatal berkepanjangan pada payudara/ puting, adanya penebalan pada jaringan payudara, serta rasa sakit yang menusuk dan atau nyeri pada payudara.
“Gejala kanker payudara yang lain adalah timbul rasa panas pada payudara, adanya pembengkakan kelenjar limfe pada ketiak atau di bawah tulang selangka, ada lesung pada payudara, dan bagian puting rata atau tertarik ke dalam,” lanjutnya.
Julianty menambahkan kanker payudara pada tahap awal tidak menimbulkan gejala apapun, namun bersamaan dengan berkembangnya penyakit akan timbul gejala yang menyebabkan perubahan pada payudara. Untuk itu dianjurkan melakukan pemeriksaan secara berkala.
“Dapat dilakukan ‘Pemeriksaan Payudara Sendiri’ atau Sadari yang dilakukan sebulan sekali mulai usia 20 tahun pada hari ke 7-10 dari hari pertama haid. Pada wanita yang haid tidak teratur atau sudah menopause dilakukan pada tanggal yang sama tiap bulan,” pungkasnya. (val)