Bengkulu Selatan, kupasbengkulu.com – Petani Desa Tambangan Kecamatan Manna Kabupaten Bengkulu Selatan angkut hasil pertanian masih menggunakan kekuatan otot kepala dan leher. Dizaman yang serba berkecanggihan seperti sekarang ini, seharusnya petani tidak lagi bersakit- sakitan angkut hasil pertanian seperti padi, kopi, karet, dan sawit dengan menggunakan tenaga manusia seutuhnya itu.
Namun di desa Tambangan ini petani masih menggunakan ojek kepala, kata kades Tambangan Yasran saat dikonfirmasi dilokasi hamparan persawahan atau ataran sawah Seleku Desa Tambangan.
Jarak tempuh petani untuk mengangkut hasil pertaniannya pada hamparan sawah Seleku tersebut mencapai 2 kilometer.
“Dua kilometer itu baru sampai ke-titik ojek motor, dengan menggunakan kepala manusia,” ungkap Yasran.
Ongkos angkut dengan ojek kepala itu kata Kades, kalau padi mencapai Rp 50 ribu per-karungnya. Itupun baru sampai ke titik ojek motor.
Ada sekitar 120 hektar sawah pada hamparan atau ataran persawahan Seleku ini. Semua petani disini angkut hasil pertaniannya dengan menggunakan kepala manusia. Hal ini terpaksa dilakukan karena belum adanya jalan sentra produksi yang di bangun pemerintah Bengkulu Selatan untuk membawa hasil pertanian warga.
Oleh sebab itu dirinya sangat mengaharapkan kepada pemerintah kabupaten (Pemkab) Bengkulu Selatan untuk dapat membangun jalan sentra pproduksi (JSP) di ataran Seleku Desa Tambangan ini.
“Bayangkan berapa lagi hasil bersih yang didapat kalau per-karung padi petani harus mengeluarkan uang Rp 50 ribu untuk upah angkut ojek kepala. Belum lagi untuk sampai kerumah ojek motornya Rp 20 ribu per-karungnya,” kata Kades sembari bertanya.(tom)