Senin, Juli 7, 2025

HUT Bhayangkara ke-79 Usung Tema Polri untuk Masyarakat

Bengkulu InteraktifPT. Interaktif Media Siber. All Rights Reserved.Bengkulu Interaktif 2016 - Bengkulu Interaktif.Contact InformationHead Office:Jalan Batanghari No. 15, Komp. PU Pracetak, Tanah Patah,...
BerandaJembatan Putus, Petani Kaur Tempuh Jalan Delapan Kilo Meter

Jembatan Putus, Petani Kaur Tempuh Jalan Delapan Kilo Meter

kondisi jembatan yang putus
kondisi jembatan yang putus

Kaur, kupasbengkulu.com – Akibat putusnya jembatan di Desa Wayhawang Kecamatan Maje, Kabupaten Kaur yang menghubungkan wilayah kebun warga dengan desa yang selalu dilalui pengendara untuk pengangkutan hasil kebun kelapa dan kelapa sawit warga sekitar terhambat.

Warga harus memutar jalan sepanjang delapan kilo meter untuk mengangkut hasil bumi mereka. Padahal jika melewati jembatan tersebut warga hanya menempuh dua kilometer.

Salah satu warga Basiran didampingi Sekretaris Desa (Sekdes) Siratjudin memaparkan kalau jembatan ini sudah dua tahun putus dan belum ada tanggapan dari Pemda setempat.

Dari pantauan kupasbengkulu.com jembatan yang berada persis di tepi pantai Wayhawang terlihat hanya besi jembatan yang menghubungkan antara kedua tepian sungai yang berjarak kisaran 20 meter ini putus total.

“Jembatan ini sudah dua tahun putus dan tidak pernah mendapat tanggapan yang serius dari Pemda. Padahal kita sudah memberitahu kantor PU Kabupaten Kaur mengenai kondisi jembatan yang sudah putus dan sangat mempengaruhi aktivitas warga. Namun hingga saat ini belum ada realisasi dari pihak Pemda Kaur,” ujar Siratjudin, Minggu (15/11/2014).

Dikatakannya dalam dua minggu hasil kebun warga yang sebelumnya diangkut melewati jembatan tersebut sebanyak 4 ton sawit dan kisaran 8 ribu buah kelapa yang dihasilkan warga. Akibatnya sebagian kebun warga desa sering terlambat panen karena terhalang jarak tempuh.

“Kita berharap pemerintah segera memperbaiki jembatan ini. Karena selain pengangkutan hasil kebun, juga para nelayan yang berlabuh di pantai yang berhubungan dengan jembatan tersebut terhambat oleh besi jembatan yang telah lepas. Akibatnya para perahu tidak bisa masuk kesungai seperti biasanya,” tutur Siratjudin. (mty)