Jumat, April 19, 2024

Kembali ke Kampung Halaman (2003-2004) Bagian VII

Putra Pandai Besi

Sosialisasi Berbasis Desa
Ichwan betul-betul lega dan seakan mendapat energi baru, setelah mendapatkan restu dari isteri dan anak-anaknya. Ia kini bertambah semangat, dan mulai melakukan hal-hal ringan yang dapat dikerjakan. Satu persatu orang dekatnya mulai dihubungi, diajak diskusi tentang niat dan tekadnya untuk berbuat banyak terhadap perubahan kehidupan masyarakat Mukomuko yang lebih berdaya dan sejahtera.

Kepada siapa saja yang ditemui dan menjadi teman diskusinya, Ichwan selalu menjelaskan bahwa niatnya untuk menjadi Bupati Mukomuko baginya bukanlah tujuan akhir, melainkan sebagai sasaran antara untuk mencapai tujuan yang sebenarnya. Tidak lain tidak bukan hanyalah mengadakan perubahan lebih cepat bagi keberdayaan, kemandirian dan kesejahteraan masyarakat Mukomuko. Kekuasaan baginya hanyalah alat untuk mencapai tujuan tersebut.

Sampai pada tahapan ini Ichwan sama sekali tidak menyinggung setrategi kemenangan dan sebagainya. Tapi bukan berarti sama sekali belum terpikirkan olehnya. Bahkan ia sendiri sebetulnya sudah mulai menjalankan strategi yang dimilikinya. Strategi belum perlu dibicarakan, walaupun terhadap orang-orang yang ia yakini akan mendukung nya. Menurut Ichwan, membeberkan strategi sebelum waktu yang tepat, akan merugikan ia sendiri. Yang jelas akan cepat terbaca dan dipetakan oleh lawan politiknya.

Strategi jitu yang mulai diterapkan dan dijalankan Ichwan secara intensif yang tidak dilakukan oleh kawan-kawan politiknya adalah menyapa masyarakat pedesaan. Secara perlahan tapi pasti Ichwan berkunjung dari desa ke desa tanpa mengenal leleh dan tanpa membeda-bedakan komunitas masyarakat dalam suatu desa, dan juga tanpa mengenal tingkat kesulitan pencapaian suatu desa.

Tiap ke Mukomuko, sudah pasti Ichwan menyempatkan berkunjung ke desa-desa yang belum ia kunjungi. Ia tidak pernah mempermasalahkan atau membeda-bedakan apakah suatu desa tersebut mayoritas atau minoritas atau seluruhnya du huni oleh penduduk asal Jawa, Padang atau Mukomuko asli. Dalam pandangan Ichwan, penduduk asli, Jawa atau dari manapun asalnya, jika mereka bertempat tinggal dan/atau hidup di Mukomuko adalah sama, adalah masyarakat Mukomuko. Mereka mempunyai hak yang sama, dan oleh karena itu harus diperlakukan sama.

Letak giografis desa yang memiliki tingkat kesulitan akses jalan/jembatan dan jarak tempuh yang beragam tidak membuat Ichwan memilih dan memilih sasaran kunjungan. Bagi ichwan betapapun jauhnya jarak sebuah desa, betapa tingginya tingkat kesulitan akses jalan/jembatan untuk mencapainya, haruslah mendapatkan perhatian yang sama.

Untuk itu untuk mencapai sebuah desa, sering kali Ichwan menempuh perjalanan jauh dengan berjalan kaki, meniti jembatan sebatang kayu, dan kadang kala harus menyeberangi sungai dengan berjalan di dalamnya karena belum memiliki jembatan. Tidak kurang dari dua bulan lamanya Ihcwan menyapa masyarakatnya secara langsung dari desa ke desa, tanpa terasa akhirnya ketika masa kampanye tiba, ia hanya menyisakan beberapa desa lagi yang belum di kunjungi.

Berikut adalah penuturan Bambang, salah seorang anak muda yang sering mengikuti perjalanan Ichwan masuk keluar desa, dalam rangka sosialisasi dan mengerah persoalan dan kebutuhan masyarakat pedesaan, jauh sebelum tahapan Pilkada dimulai.

Dari perjalanan panjang yang melelahkan, masuk keluar desa bersama beliau, saya menemukan berbagai pelajaran yang sangat berharga dari beliau. Salah satunya adalah betapa tinggi motivasi pengdiannya kepada masyarakat oleh karenanya, betapapun beratnya medan yang kami lalui, tidak pernah terlihat raut wajah keletihan, dan tidak pernah terdengar keluh kesah dari bibirnya. Yang ada hanya semangat dan semangat.

Semakin banyak temuan keadaan masyarakat yang sangat-sangat memprihatinkan, semakin tinggi pula semangatnya untuk terus berjuang, melanjutkan ke desa lainya. Anehnya, beliau malah memprioritaskan desa-desa yang masih trisolir, belum tersentuh dengan program pembangunan yang letaknya masih sangat sulit dan jauh untuk dijangkau dengan berjalan kaki sekalipan. Saya selaku anak muda kadang merasa malu dengan diri saya sendiri, karena tidak bisa mengimbangi semangat dan motivasi beliau yang begitu tinggi.

Ada dua alasan strategis tidak dikemukakan Ichwan kepada siapapun, menyangkut langkah awal yang ditempuhnya dengan menyapa masyarakat dari desa ke desa ini. Pertama, Ichwan ingin menyaksikan secara langsung keadaan masyarakatnya, mendengar langsung keluhan-keluhan dan kebutuhan mereka. Dengan demikian akan mempermudah merumuskan dan menyusun program kerja yang akan ditawarkan kepada masyarakat.

Lebih jauh program yang akan ditawarkan nantinya betul-betul kebutuhan masyarakat, bukan berdasarkan keinginannya sendiri. Kedua, sebagaimana ketahui bahwa letak Mukomuko (sebelum menjadi kabupaten) begitu jauh dari pusat kekuasaan, sentuhan pembangunan yang sama sekali tidak memadai. Paling menyedihkan mereka selama ini merasakan tiada tempat mengeluh, tidak ada yang mau berbagi rasa kepada mereka. Kedatangan Ichwan, dengan kesederhanaannya membaur, membagi rasa dan cerita, tentu akan menyentuh hati mereka.(gie/adv) (Bersambung)

Disadur dari Buku
Penulis   : Khairuddin Wahid
Judul       : Pengabdian Sang Putra Pandai Besi (Sebuah Biografi Ichwan Yunus)
Penerbit : LPM Exsis
Cetakan  : 1, Januari 2010

 

Related

Pemuda Pancasila Mukomuko Datangi Kesbangpol Daftarkan Pengurus Baru

Adhika Kusuma Saputra, Ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Mukomuko,...

Perayaan HUT Rejang Lebong ke-143 Diakhiri Prosesi Adat Pancung Tebu

Kupas News, Rejang Lebong - Prosesi adat Pancung Tebu...

Larangan Aktivitas TPA di PT. DDP Matikan BUMDes Unit Pengolahan Sampah

Kupas News, Mukomuko - Sejumlah warga di Ipuh menyatakan...

Hari Pertama Kerja, Gubernur Rohidin Berkantor di Rejang Lebong

Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah saat memberikan arahan kepada pegawai...

Kaum Dhuafa dan Anak Yatim di Mukomuko Terima Santunan dari Bupati Sapuan

Bupati Mukomuko Sapuan saat memberikan sambutan di hadapan puluhan...