kupasbengkulu.com – Edi (36) warga Dusun Talang Beringin Kecamatan Teramang Jaya Mukomuko berupaya menyuburkan tanaman kelapa sawitnya dengan air kencing sapi. Kegiatan ini sudah dilakoninya sudah empat bulan lamanya.
“Walaupun baru empat bulan, tapi hasil pemupukan ini sudah kelihatan. Kualitas buahnya jadi semakin baik. Buahnya lebih padat dan berisi. Pohonnya juga terlihat lebih segar dan subur. Daunnya lebih nampak hijau dari lainnya,” cerita Bu Edi, saat diwawancarai kupasbengkulu.com, pada Minggu ( 31/8/2014).
Awal mula ide tersebut diperoleh dari coba-coba. Mula-mula hanya beberapa batang pohon kelapa sawit saja. Karena meyakini menghasilkan tanaman sawit dan buah yang berkualitas, akhirnya ia teruskan pekerjaan tersebut ke tanaman sawit lain miliknya.
“Tanaman yang sudah disiram kencing sapi sekitar 50 batang, sisanya belum kebagian. Sapi kami baru dua ekor. Tapi tanaman sawit yang disiram tiga bulan lalu nampak perbedaannya dengan yang belum kena siram. Pastinya yang disiram tampak lebih baik,” imbuhnya.
Satu batang tanaman kelapa sawit diberi jatah lima liter air kencing sapi sebagai pupuk, dengan cara menyiramkannya di bawah batang sawit dengan jarak 1,5 meter dari batang tanaman.
Tanaman kelapa sawit telah diberi pupuk sejak tiga sampai empat bulan ini diklaim menghasilkan buah yang lebih padat, berisi, dan lebih mengkilat dibanding yang belum diberi pupuk air kencing sapi.
“Sawit yang sudah dapat pupuk kencing sapi sama yang belum dapat itu ukuran buahnya sama. Cuma bobotnya jadi berubah, karena buah yang dipupuk ini jadi lebih padat, berisi, mengkilat. Pastinya buah jadi lebih berat,” katanya.
Mengumpulkan air kencing sapi tersebut dilakukan dengan membuat sebentuk siring untuk mengalirkan air kencing sapi tersebut. Selanjutnya aliran air kencing sapi bermuara pada sebuah lubang yang berfungsi sebagai tempat penampungan.
“Dalam empat hari sekali air kencingnya diambil dari lubang ini, terus dimasukkan jerigen. Selama empat hari itu biasanya air kencing sapi dua ekor ini dapat dikumpulkan sebanyak tiga jerigen,” tambah Edi.
Kini sudah tersedia 11 jerigen air kencing sapi yang telah dikumpulkannya. Warnanya sudah menghitam. Baunya pun sangat pesing menyengat hidung. Ia masih harus mengisi jerigen-jerigen yang lain yang masih kosong, sembari menunggu proses fermentasi air-air kencing ini hingga siap digunakan.
“Minggu depan, yang di dalam jerigen ini sudah siap dipakai untuk pupuk,” pungkasnya.(cr2)