Seluma, kupasbengkulu.com – Pejabat Sementara (PJS) Kepala Desa (Kades) Desa Talang Beringin, Kecamatan Seluma Utara, Kabupaten Seluma mengisahkan munculnya harimau yang memangsa warga dan hewan ternak, mengandung unsur mistis.
Korban yang diterkam harimau menurut kades memang mempunyai kesalahan namun bukan karena kesalahan korban saja melainkan kesalahan seluruh masyarakat Desa Talang Beringin.
“Usai kejadian malamnya kami melakukan musyawarah tingkat desa dengan menghadirkan seluruh sesepuh untuk bermaksud jika ada kesalahan segera diperbaiki agar tidak berlanjut,”cerita PJS kades Sadisi saat berbincang dengan kupasbengkulu.com di rumahnya belum lama ini.
Saat malam itu kades melanjutkan ceritanya, ada salah seorang warga yang kesurupan mahluk halus yang merangkak dan mengaum seperti harimau dan mengatakan maksud dan tujuannya.
“Saya lapar dan lisman menjadi korban, kemudian dia meminta beberapa permintaan kepada pihak desa agar tidak lupa asal-usul mereka dan dia mengatakan bahwa harimau tersebut merupakan utusan dari Bukit Sebelat yakni daerah Pagar Alam, sumatra selatan, “kata Sadisi menirukan.
Sadisi mengisahkan sebelumnya nama Desa Talang beringin yaitu Beringin Tanjung Sakti yang dibawa oleh nenek moyang serunting sakti beberapa abad silam namun seiring bergantinya penerus nama desa Beringin Tanjung Sakti diganti menjadi Desa Talang Beringin.
“Mungkin saja ada hubungannya dengan legenda tujuh manusia harimau karena kata orang tua saya nenek moyang dulu berpisah-pisah, bisa saja ada keturunnya atau memang pernah tinggal disini,”cerita Sadisi lagi.
Sementara Almarhum Lisman kata Sadisi, mempunyai niat atau janji yang belum dibayarnya di Bukit Kumbang sehingga membuat lelembut daerah tersebut marah.
“Beberapa tahun lalu dia punya niat jika dia berhasil akan melakukan doa di kebun miliknya di Bukit kumbang, namun janji itu tak dipenuhi,” kata Sadisi lagi.
Saat ini kata Sadisi para sesepuh Desa Talang Beringin setiap malamnya melakukan musyawarah untuk mencari jalan keluar permasalahan di desa mereka agar tidak terjadi lagi konflik antara manusia dengan harimau.
“Bisa saja nanti nama Desa diganti atau bagaimana yang jelas kami tidak akan membiarkan permasalahan ini terus berlarut,”tutup Sadisi.(cee)