Kamis, April 18, 2024

Kolonisasi Orang Jawa di Negeri Bengkulu (Part Kedua)

Kolonisasi pertama  di Hindia Belanda di Benkoelen  pada daerah Rejang  sukses. Jumlah kolonis  terus berambah. Sebagian mereka  ditempatkan  didekat areal perkebunan  dan  pertambangan, di  Lebong, yang kini menjadi  Kabupaten Lebong.

Kolonisasi pertama  tiba  berjumlah 92 orang. 40 laki-laki, 10 wanita dan 42 anak-anak.  Mereka ditempatkan di sebuah lahan bekas marga setempat.  Mereka menetap  dekat pertambangan,  yang jaraknya sekita 4 Km dari kota Mura Aman.

Di wilayah  itu  mereka membuat perkampungan atau dusun keil yang mereka berinama Sukabumi,  Pandeglang dan Kotamanjur.  Seiring waktu, populasi berkembang. Di Tahun 1914,  jumlah kolonis ini menjadi 282 jiwa.  Ditahun 1918, jumlah mereka meningkat menjadi 496.  Ada 245 laki-laki, 113  perempuan dan  138 anak-anak.

Pesatnya perkembangan  penduduk, akhirnya kolonisasi  langsung dihentikan. Para kuli kontrak dari pulau Jawa saja yang diboyong   ke Negeri Bengkulu untuk menetap.

Kolonisasi langsung dari Pulau Jawa, baru dibuka lagi oleh  Pemerintah Belanda  di Tahun 1924, dengan jumlah migran 147 orang, dengan 64 laki-laki, 43 perempuan dan 22 anak laki-laki serta 18 anak perempuan yang ditempatkan di daerah Lebong. Mereka membuka desa baru dan memberi nama  Desa Magelang. Mereka ini berasal dari migran Jawa Tengah. Mereka ini  membuat persawahan dan berternak.

Pekerjaan sampingan mereka  menjadi kuli pemerintah di Dinas Pelerjaan Umum  atau di perusahaan tambang sawah dan Lebong Simpang.  Baru Tahun 1931, kolonisasi ini mulai tanpa arah. Mereka datang sendiri mengikuti karib kerabatnya yang ada di Negeri Bengkulu.  Perjuangan dalam perjalanan menuju bengkulu penduduk Pulau Jawa itu memang menapjupkan. Mereka merupakan penduduk misikn di desa asalnya,  dengan biaya pemberangkatan dengan ongkos sendiri.

Perjuangan Hidup

Gambaran dapat diambil dari 122 migran pertama yang berasal daerah Bogor, Tasikmalaya dan dan Sukabumi. Daru sana mereka beragkat naik kereta menuju Pelabuhan Tanjung Priok.

Dari pelabuhan  mereka naik kapal laut milik Koninklijke Paketvaart   Maatschappij (KMP).  Dalam perjalanan sehari semalam, akhirnya sampai mereka di Pelabuhan BOOM  Ujung Karang, yang kini merupakan titik nol  Provinsi Bengkulu.  Perjalanan  belum usai.  Dari pelabuhan, mereka harus berjalan kaki menuju  daerah kolonisasi di Kepahiang yang berjarak 60 Km. Dalamperjalanan, mereka diberikan makanan minum  yang diangkut gerobak, yang oleh masyarakat setempat disebut plangkin.

Saat lelah dan malam menjelang, mereka singgah dan menginap dirumah penduduk melayu setempat. Baru setelah tiga hari perjalanan, mereka tiba di daerah penempatan.  Tempat penampungan eks tangsi militer yang telah buruk.

Dikepahiang, mereka dibagi menjadi tiga kelompok.  Pertama ditempatkan di Air Lembut, untuk dipekerjakan di perkebunan tembakau.  Dua kelompok lagi diletakan di Kebon Agung dan Talang Benih dekat daerah Curup.  Mereka membuka lahan persawahan, bekerja sama dengan kepala marga setempat

Kolonisasi orang Jawa Barat, Sunda  selesai. Pada Tahun  1930, kolonisasi  orang Jawa Tengah dan Timur dimulai, dengan mendatangkan 45 Kepala Keluarga dari daerah Banyumas.  Mereka didatangkan dengan biaya Bank Rakyat Bengkulu (Volksbank Benkoelen).

 Disadur Benny Hakim Benardie, dari tulisan Mth Lindayanti Menuju Tanah Harapan: Kolonisasi Orang Jawa Di Bengkulu

 

Related

KUHP Tidak Berlaku untuk Kegiatan Kemerdekaan Pers

Kupas News, Jakarta - Walaupun Rancangan Undang-undang (RUU) Kitab...

Modus Mafia Tanah di Ruang Peradilan

Oleh : Elfahmi Lubis Mafia Tanah sudah menggurita dan telah...

Kaum “Rebahan” Ditengah Isu Kerakyatan

Dimana posisi kaum "rebahan" atau kaum "mager" yang didominasi...

Polemik RUU Sisdiknas, Maksimalkah Uji Publik?

Oleh: Dr. Emilda Sulasmi, M.Pd Mencermati draft Rancangan Undang-Undang Sistem...

Kiprah Parsadaan Harahap Hingga Duduki KPU RI

Sosok Persadaan Harahap atau yang sering disapa bang parsa,...