Kamis, Maret 28, 2024

Kolonisasi Orang Jawa di Negeri Bengkulu (Part Pertama)

Negeri Bengkulu, paling tidak tercatat  sejak abad Ke-14, wliayah ini merupakan negeri  makmur dan subur terhadap kekayaan pertanian dan sumber daya alamnya. Hanya saja secara sosiografis, letaknya di pesisir bagian barat Pulau Sumatera.

Secara umum,  negeri yang oleh kolonial Inggris saat kali pertama tiba menyebutan sebagai ‘Negeri Mati” ini, karena melihat banyak mayat bergelimpangan mati karena sakit kolera dan malaria.

Saat Hindia Belanda berkuasa,  di Negeri Bengkulu banyak lahan luas yang tidak digarap untuk pertanian.  Khususnya di daerah suku besar yang ada,  Suku Rejang dan Serawai. Kala itu hanya orang Rejang yang mampu menerima kolonis dari Pulau Jawa. Pendatang pertama adalah orang dari Jawa Barat,  dengan mengikuti program kolonisasi Pemerintah Belanda kala itu.  Baru fase selanjutnya orang dari Jawa Tengah menyusul sebagai peserta kolonisasi.

Kebijakan kolonisasi yang dilakukan Pemerintah Belanda, karena kebijakan kependudukan, kebutuhan tenaga kerja dan perluasan  pertanian. Mereka ditempatkan didaerah  dekat dengan perkebunan dan pertambangan.  Ada di daerah pertanian yang jauh dari pertumbuhan ekonominya. Mereka didatangkan ke Negeri Bengkulu, wilaya Hindia Belanda karena terjadi penurunan kualitas hidup di Pulau Jawa. Ini bila ilihat perbandingan antara sektor pertanian dengan jumlah penduduk yang ada di tahun 1880-an.

Hal inilah menjadi perhatian Pemerintahan Belanda disamping kebutuhan Pemerintah Belanda terhadap perluasan pertanian padi sawah khususnya. Percobaan kolonisasi  di Bengkulu dilakukan mulai Tahun 1907.

Percobaan dan Kolonisasi

Pemerintah Belanda kala itu melakukan percobaan kolonisasi 1907,  dengan tujuan mengurangi beban penduduk Pulau Jawa. Ada juga alasan yang menyebutkan, untuk mengembangkan perekonomian penduduk. Termasuk  sebagai penyedia tenaga kerja pada perusahan yang ada di wilayah koloninya.

Kolonisasi atau perpindahaan penduduk ke daerah tempat koloni Hindia Belanda kala itu, penduduk  di Pulau Jawa  sengaja di kolonisasi untuk membuka lahan. Program itu teratur setelah Pemerintah Belanda membuat Komisi  Pusat untuk Emigrasi dan Kolonisasi Penduduk Pribumi ( Centrale Commissie  voor Emigratie en Kolonisatie van  Inheemschen) berjalan dengan sukses.

Kisah indah di tanah seberang dipropagandakan dan sasaran  orang muda diutamakan.  Para pendatang  dari Jawa tentunya mempunyai aturan khusus dibanding di negeri lain diluar Bengkulu. Mereka kala itu terikat pada Peraturan  Bengkulu (Bengkoloe stelsel) yang berisi antara lain:  1. Tanah yang diberikan pada migran berupa tanah beririgasi, sama seperti yang berlaku di kolonisasi Lampung. 2. Hal yang berbeda dengan kolonisasi Lampung  adalah,  migran di usahakan untuk  mempunyai penghasilan tambahan. Mereka harus mendapatkan bayaran yang cukup dari perusahaan swasta maupun  milik pemerintah.

Sehingga penghasilanna tidak tergantung pada penghasilan pertanian saja. 3. Orang sudah di pindahkan ke Rejang tanpa  dipimpin kepala desa asal, meskipun ditempat baru.  Mereka tetap dipimpin oleh orang Sunda. Akan tetapi dea baru ini tidak berdiri sendiri  seperti di Lampung.  Migran di Rejang  berada dalam  ikatan pemerintah marga setempat

Pada fase ini mereka ditempatkan  di Aer Sempiang, Permu di Kepahiang,  dan Talang Benih di Curup, kini Kabupaten Rejang Lebong.  Sejak itu migran terus bertambah hingga Tahun  1919 jumlahnya 799 orang.

Disadur Benny Hakim Benardie, dari tulisan Mth Lindayanti Menuju Tanah Harapan: Kolonisasi Orang Jawa Di Bengkulu

 

Related

KUHP Tidak Berlaku untuk Kegiatan Kemerdekaan Pers

Kupas News, Jakarta - Walaupun Rancangan Undang-undang (RUU) Kitab...

Modus Mafia Tanah di Ruang Peradilan

Oleh : Elfahmi Lubis Mafia Tanah sudah menggurita dan telah...

Kaum “Rebahan” Ditengah Isu Kerakyatan

Dimana posisi kaum "rebahan" atau kaum "mager" yang didominasi...

Polemik RUU Sisdiknas, Maksimalkah Uji Publik?

Oleh: Dr. Emilda Sulasmi, M.Pd Mencermati draft Rancangan Undang-Undang Sistem...

Kiprah Parsadaan Harahap Hingga Duduki KPU RI

Sosok Persadaan Harahap atau yang sering disapa bang parsa,...