Kupas News, Bengkulu Utara – Wakil Ketua I DPRD Bengkulu Utara, Juhaili soroti rencana masuknya investor perkebunan kelapa sawit skala besar ke Pulau Enggano.
Menurutnya, alih fungsi lahan skala besar di Enggano dikhawatirkan akan membawa persoalan baru yang lebih komplek, terutama soal keberlangsungan ekosistem kawasan.
“Perkebunan kelapa sawit skala besar sangat tidak cocok dengan situasi kondisi Pulau Enggano, akan lebih banyak rugi ketimbang untungnya,”ungkap politisi partai Golkar ini, Senin, (21/02).
Ia meminta semua pihak terkait berpikir dan mengkaji secara matang terlebih dahulu, tidak usah terburu-buru membawa investor masuk Pulau Enggano, apalagi investasi tersebut dipastikan mengubah bentang alam serta tatanan sosio cultural masyarakat setempat.
“Kajiannya harus komperhensif, biasanya investor perkebunan kelapa sawit skala besar masuk ke suatu daerah pasti selalu dengan iming-imingi perbaikan perekonomian masyarakat setempat. Kita takut, bertambahnya pendapatan masyarakat sekitar tidak sebanding dengan beberapa persoalan yang akan timbul. Mulai dari konflik kepentingan antar perusahaan dengan masyarakat sekitar hingga persoalan terancamnya kelestarian alam dan ekosistem. Kita semua harus belajar dari pengalaman” kata dia.
Lebih lanjut, Juhaili menyatakan lebih baik memanfaatkan potensi yang ada, misal memanfaatkan ekosistem hutan dan Pantai Enggano yang indah dan eksotik menjadi industri pariwisata, Bisa pula menghadirkan investor pengolahan hasil laut dan pengolahan hasil kebun yang potensinya melimpah ruah di pulau seluas 40.060 hektar tersebut.
“Kesejahteraan masyarakat Enggano harus diperhatikan tapi mengembangkan Pulau Enggano haruslah dengan penanganan khusus. Harus dengan skema tanpa merusak alam dan tatanan sosio cultural yang ada” tutup Juhaili.
Reporter: Andhika Kusuma