Kamis, Maret 28, 2024

Kopi Pagi, Mendadak Tak Nikmat

kopi/sumber foto: wikipedia
kopi/sumber foto: wikipedia

Oleh: Firmansyah*

Masih dengan suasana pelantikan presiden baru, sisa pesta, sedih saat Mantan Presiden SBY menitikkan air mata ketika berpamitan dengan rakyat. Terlihat juga sampah berserakan di sekitar Monas, demikian laporan beberapa mass media.

Setelah itu, muncul pula doa, harapan, sedikit mengingatkan agar presiden dan wakil yang baru segera bekerja, banyak usulan harus dimulai darimana? para pegiat lingkungan meminta agar bencana Lapindo diselesaikan.

Kelompok penegak Hak Asasi Manusia (HAM) meminta agar kasus Munir segera dibuka, para jurnalis berharap agar pembunuhan Udin jurnalis Harian Bernas juga dituntaskan dan sederet harapan atas janji yang telah ditebar.

Secangkir kopi hitam asli Bengkulu menemani edisi membaca pagi, terasa pahit dan asam di rongga mulut, sebagai warga Bengkulu tentu harapan atas pemerintahan baru juga ada karena ini kepemimpinan nasional.

Sebelumnya presiden baru itu menyinggung bahwa Indonesia sebagai negara maritim wajib kembali ke laut karena selama ini potensi tersebut relatif diabaikan, nah Bengkulu memiliki bentang laut yang luar biasa dan nyaris tak digarap.

Sebelumnya, akademisi Universitas Bengkulu, Gunggung Senoaji menyebutkan Bengkulu ternyata tak memiliki rencana strategis dalam pengelolaan wilayah pesisir pulau-pulau kecil. Kopi yang sudah dimulut langsung kutenggak tanpa kunikmati, terkejut bercampur heran.

(baca juga: Aneh, Bengkulu Tak Miliki Rencana Tata Kelola Kawasan Pesisir)

Di sudut lainnya kutemukan Kabupaten Seluma hanya memiliki kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) tiga persen di APBD-nya, sisanya masih dibantu pusat. Lagi-lagi selera kopi semakin menurun!

Tragisnya lagi, BPK Bengkulu menyebutkan secara keseluruhan PAD di Bengkulu hanya berkontribusi tak lebih dari 10 persen di APBD. 90 persennya adalah hasil belas kasih APBN atau bisa jadi dari tindakan lobby para kepala daerah.

Kecil sekali kontibusi daerah dalam menggalang pendapatan asli, sementara persoalan kemiskinan, pendidikan, kesehatan dan infrastruktur terus menghentak seperti bisul yang akan pecah. Praktis, selera kopi ku berhenti.

Secara statistik, pertumbuhan ekonomi Bengkulu diatas nasional 7,83 persen namun kemiskinan juga ikut tinggi mencapai 17 persen, jauh melampaui angka nasional. Selidik punya masalah rupanya pertumbuhan ekonomi itu disebabkan tingginya tingkat konsumsi warga namun tak diimbangi dengan kreatifitas enterpreneurship.

Survei dilakukan Bank Indonesia (BI) menyebutkan saat ini perekonomian Bengkulu cukup baik secara statististik kwantitatif ini dilihat dari semakin menjamurnya bisnis perhotelan dan perumahan. Namun belum didapat secara jelas bagaimana dengan kemiskinan versi kualitatifnya. Perlu diingat aktifitas pertanian dan kelautan nyaris jalan ditempat.

(baca juga: Ekonomi Bengkulu, Pertanian Melambat, Perhotelan Moncer)

2015 tahun Bengkulu memiliki kepala daerah baru, kebutuhan terhadap kepemimpinan lokal yang mau bekerja keras, visioner, mendengar rakyat masih tetap menjadi syarat mutlak. Belum lagi bila kita berbicara kesiapan menyambut komunitas ekonomi ASEAN.

Menjadi penonton atau aktor utama, itu pilihannya.(***)

Penulis Warga Bengkulu

Related

Elisa Sebut Kemenangan Dirinya Bukan Milik Sendiri, Tapi Bersama

Kupas News - Calon DPD RI Dapil Provinsi Bengkulu...

Elisa Ermasari Raih Kemenangan Telak di Setiap TPS

Kupas News - Dalam pemilihan umum yang berlangsung serentak...

Elisa Ajak Masyarakat Bengkulu Gunakan Hak Pilih 14 Februari 2024

Kupas News - Elisa Ermasari, calon anggota Dewan Perwakilan...

Janji Elisa untuk Bengkulu Sejahtera dan Bermartabat

Kupas News - Calon DPD RI Dapil Bengkulu nomor...

Generasi Milenial Dukung Penuh Kemenangan Elisa Ermasari

Kupas News – Dalam suasana politik yang semakin dinamis,...