Kamis, Juli 10, 2025

HUT Bhayangkara ke-79 Usung Tema Polri untuk Masyarakat

Bengkulu InteraktifPT. Interaktif Media Siber. All Rights Reserved.Bengkulu Interaktif 2016 - Bengkulu Interaktif.Contact InformationHead Office:Jalan Batanghari No. 15, Komp. PU Pracetak, Tanah Patah,...
BerandaDAERAHBENGKULULagi Orasi, Mikrofon Padam, Orator: Wah, Ada Sabotase Ini

Lagi Orasi, Mikrofon Padam, Orator: Wah, Ada Sabotase Ini

demo gub
Demo di depan kantor Gubernur Bengkulu.

Kota Bengkulu, kupasbengkulu.com – Setelah berorasi di depan gedung DPRD Provinsi Bengkulu, para demonstran dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bengkulu menuju Kantor Gubernur Provinsi Bengkulu, untuk menemui Gubernur Junaidi Hamsyah.

(Baca juga : Tolak Kenaikan BBM, Pendemo Gagal Bertemu Anggota Dewan)

Namun disayangkan, baik Gubernur maupun Wakil Gubernur sedang berada di Jakarta. Sehingga mereka hanya bisa bertemu dengan Plt. Sekda Provinsi Bengkulu, Sumardi.

Ada beberapa tuntutan yang dilayangkan HMI kepada Gubernur Bengkulu, di antaranya:

1. Segera menaikkan Upah Minimum Provinsi (UMP) Bengkulu.
2. Mengoptimalkan kinerja pemerintah Provinsi untuk menindak mafia dan permainan harga komoditas pertanian dan perkebunan di Provinsi Bengkulu.
3. Menaikkan harga komoditas perkebunan sawit, karet, kopi, pinang, dan lain-lain demi menunjang pendapatan masyarakat.
4. Memperbaiki infrastruktur jalan hingga ke wilayah pedesaan serta optimalisasi potensi kemaritiman guna meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Provinsi Bengkulu.

Saat berorasi, HMI sempat menggunakan mikrofon milik pihak kepolisian dikarenakan ada sedikit kendala dengan pengeras suara yang mereka bawa. Dengan mikrofon tersebut, suasana demo menjadi kian seru, karena suara dari mikrofon terdengar sangat kencang. Namun kemudian, salah satu pimpinan menginstruksikan untuk mematikan mikrofon tersebut, sehingga suara orator menghilang.

“Wah, ada yang sabotase ini,” celetuk orator yang juga Ketua HMI Cabang Bengkulu Aziz, Jumat (21/11/2014).

Kendati demikian, aksi tetap dilanjutkan dengan hanya menggunakan pengeras suara (TOA) yang mereka bawa.

Aziz menyebutkan, pihaknya mereka kecewa dengan kepemimpinan Junaidi Hamsyah yang dinilai ‘jalan di tempat’. Provinsi Bengkulu mendapat prestasi yang buruk karena menjadi provinsi termiskin ke tiga se Indonesia.

“Kami minta ada gebrakan dari Gubernur untuk meningkatkan pembangunan di Provinsi Bengkulu guna memperbaiki perekonomian masyarakat,” tandasnya.(val)