kupasbengkulu.com, Kepahiang – Dunia pendidikan Kepahiang tercoreng oleh ulah oknum guru di salah satu sekolah dasar yang ada di Kecamatan Kepahiang. Persisnya, oknum guru berinisial Ya, diduga telah melakukan tindak pidana penganiayaan terhadap seorang siswa kelas III, inisial Gu (9).
Berdasarkan keterangan orang tua korban, Zainudin, peristiwa yang mendera anaknya, terjadi pada Rabu (2/12) sekitar pukul 16.01 WIB. Saat itu, masih dalam proses belajar mengajar.
“Pengakuan dari anak saya, ia telah dilempar oleh oknum guru berstatus PNS dengan kursi yang terbuat dari plastik. Apa sebabnya, ia tidak mengerti,” ungkap Zainudin, Jumat (4/12).
Lemparan kursi yang mengakibatkan pelipis bagian kanan Gu mengalami luka memar, masih disikapi dingin oleh Zainudin yang diketahui tengah berada di Lubuk Linggau (Sumsel).
Seketika itu juga, ia menyampaikan peristiwa itu ke Kabid Dikdas Dikpora Kepahiang dan Kepala Sekolah (Kepsek).
“Awalnya saya masih sabar menyikapi laporan itu. Saya menghubungi (Via telepon,red) pihak dinas dan kepsek, dengan harapan dapat mereka tuntaskan,” terangnya.
Hasilnya, pihak Dikpora maupun Kepsek menjanjikan akan menindaklanjuti dan meminta waktu hingga Senin (7/12). Namun, keesokan harinya, Zainudin mendapat kabar buruk jika oknum guru yang dimaksud tidak mau mengaku perbuatannya.
“Akibat guru agama itu tidak mau mengakui perbuatannya, emosi saya jadi terpancing hingga berniat melaporkan peristiwa ini ke polisi. Setelah berhasil mengumpulkan sejumlah saksi, laporan yang realisasikan pada pagi tadi sekitar pukul 09.34 WIB,” sesal Zainudin.
Pengakuan dari korban sendiri, perbuatan itu diduga salah sasaran terkait sebab pelemparan kursi pelastik berwarna hijau atas adanya kegaduhan yang berasal dari temannya yang duduk dibagian belakang.
“Saya terkejut dengan lemparan kursi yang berasal dari depan itu. Karena terasa sakit, saya laporkan ke orang tua saya,” sampainya.
Sementara itu, Kabid Dikdas Dikpora Kepahiang, Bambang dikonfirmasi tidak menampik akan laporan orang tua murid terhadap dirinya dan ke kepolisian.
“Saya sudah mendengar langsung tentang keluhan orang tua murid itu. Tapi, saya tidak sampai mengerti hingga peristiwa itu sampai dilaporkan ke kepolisian. Baiknya, itu bisa diselesaikan secara baik-baik,” harapnya.(slo)