Kamis, April 18, 2024

Mengupas Sejarah Rejang di Kabupaten Lebong

Lobang Kacamata di Kabupaten Lebong
Lobang Kacamata di Kabupaten Lebong

kupasbengkulu.com- Asal mula masyarakat Rejang yang ada di Bengkulu menurut cerita para leluhur atau orang-orang tua. Tulisan ini dikembangkan dari hasil wawancara dengan Seniman Rejang asal Kabupaten Lebong, yaitu Bapak Anthoni Mukhtar.

Tanpa melihat petunjuk seperti buku atau yang lain, beliau bercerita di luar kepala menceritakan apa yang ia dapatkan dari tiga orang leluhurnya yang sekarang telah wafat. Pada masa itu daerah yang saat ini diketahui bernama Kabupaten Lebong dahulunya bernama “Pinang Belapis.”

Dimana pada saat itu, ada empat orang pemimpin yang diberi nama Ajai (Manusia yang lebih cerdik dibanding yang lain dan mempunyai kemampuan supranatural) yang dipercayai untuk memimpin sekelompok manusia. Keempat Ajai itu antara lain Ajai Siang, Ajai Malang, Ajai Bitang dan Ajai Keteko.

Hingga pada suatu masa, datanglah seorang selir yang diasingkan dari kerajaan Majapahit yang bernama Selir Nyik Unggut. Dari sang selir inilah asal muasal Suku Rejang yang berarti (Menerjang ke daerah yang tak bertuan)

Berakhirlah zaman Ajai kemudian timbul zaman Bikau (Biku atau Biksu). Hampir sama dengan zaman Ajai, ada empat orang Bikau yang dipercaya untuk memimpin pada saat itu, yakni Bikau Sepanjang Jiwo (Petulai Tubei), Bikau Bermano (Petulai Bermani atau Manai), Petulai Bembo (Petulai Jekalang), dan Bikau Bejenggo (Petulai Selupuak Jang).

Pada zaman Bikau ini, terdapat suatu malapetaka yang melanda, penyakit tersebut seperti kusta. Sehingga membuat keempat bikau ini mencari solusi atas terjadinya malapetaka. Hingga di suatu tempat, tepatnya di pohon Benuang yang bertengger beruk putih bertemulah keempat orang bikau. Kemudian salah seorang bikau berkata Pio Udi Telebong, yang berarti disini kalian berkumpul. Itulah asal mula nama Lebong.

Beralihlah zaman Bikau ke zaman rajo-rajo Lebong yang sifatnya turun temurun. Rajo Lebong yang pertama adalah Rajo Megat yag berkedudukan di Tebo Lai (Semelako saat ini). Raja Megat mempunyai anak bernama Meduni (Rajo Mawang) yang dikenal masyarakat Lebong sebagai Keramat Tebo Sam (Bukit Resam).

Kemudian Rajo Mawang memiliki Tujuh Keturunan, yaitu Ki Tago, Ki Geto, Ki ‘Ain, Ki Jenain, Ki Nio, Ki Karang Nio dan Serindang Bulan. Diantara ketujuh orang anaknya, hanya dua orang yang memiliki kekuatan supranatural yaitu Ki Karang Nio dan Serindang Bulan.

Dengan Perjalanan yang panjang akhirnya Ki Karang Nio terpilih menjadi raja menggantikan Rajo Mawang, dan Putri Serindang Bulan yang konon menikah dengan Raja dari kerajaan Sumatera Barat. Sementara 5 saudaranya pergi hijrah ke tempat lain.

Kelima saudara Ki Karang Nio inilah yang kemudian lima marga. Kelima marga inilah sekarang yang ada di tanah rejang yang ada di Bengkulu. Jika ada yang pindah ketempat lain mereka akan tetap berdasarkan lima marga tersebut. Walaupun mungkin banyak orang-orang rejang yang ada di Bengkulu sudah tidak tahu lagi mereka masuk ke dalam marga apa.(spi)

Related

Gubernur Rohidin Mersyah Dukung Pengembangan UINFAS Bengkulu

Kupas News, Bengkulu – Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah terima...

PKBM se-Kota Bengkulu Ikuti Bimtek Peningkatan Kompetensi Pengelolaan Keuangan

Kupas News, Kota Bengkulu - Sebanyak 76 peserta dari...

Hadiri Peresmian SALUT, Wabup Wasri Ingin UT Jadi Akses Kemajuan Daerah

Kupas News, Mukomuko – Wakil Bupati Mukomuko Wasri, hadiri...

Sosialisasi Literasi Digital Menangkal Hoax dan Disinformasi

Kupas News, Kota Bengkulu – Bidang Humas Polda Bengkulu...

39 Kwarda Ikuti Peran Saka 2022, Sekdaprov Ingatkan Jaga Nama Baik Bengkulu

Kupas News, Kota Bengkulu - Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi...