kupasbengkulu.com- Bekatul, kulit padi halus yang biasa disebut warga Bengkulu Tengah, dedak, saat ini mengalami kenaikan harga. Hal ini disebabkan minimnya stok di gudang mesin penggiling padi. Karena musim penghujan warga tak bisa untuk menjemur padi.
“Sekarang harga 50 kilo dedak Rp 60 ribu, biasanya Rp 40 ribu, sekarang harganya naik karena stok tipis. Musim hujan begini jarang orang numbuk, karena kan sebelum ditumbuk harus dijemur sampai pas dulu. Kalau tidak begitu berasnya rusak. ” ujar Sayai, salah seorang pemilik mesin penggiling padi di Desa Durian Demang kepada kupasbengkulu.com Sabtu (30/8/2014).
Kenaikan harga bekatul ini menjadi keluhan bagi para peternak ayam kampung, karena kini mereka harus mengeluarkan biaya lebih.
“Kita seminggu menghabiskan sekitar 50 kilo untuk ayam, sekarang jadi harus keluar uang lebih lagi karena naik harga dedaknya sampai 30 persen lebih. Tapi mau tidak mau harus dibeli karena butuh,” keluh Aini salah seorang peternak ayam kampung petelur.
Pantauan kupasbengkulu.com pada beberapa gudang mesin penggiling padi di Bengkulu Tengah bahkan tidak ada stok sama sekali. Beberapa dari pemilik mesin penggiling padi menuturkan,bahwa saat ini kebanyakan warga yang menumbuk padi mereka tidak lagi meninggalkan bekatulnya di mesin. Sebab mereka telah memahami nilai ekonomi dari limbah ini.(cr10)