Bengkulu Utara, kupasbengkulu.com – Upaya Umat Hindu untuk melestarikan Ogoh-ogoh menjadi kebudayaan, tentu menjadi tanggungjawab pihak pemeritah daerah. Ogoh-ogoh yang baru dilaksanakan dua kali, yaitu tahun 2014 dan 2015 sudah menjadi tontonan menarik bagi masyarakat yang melihatnya.
Aksi serta tarian dan cerita dari masing-masing obok berlainan. Bahkan, ogoh-ogoh yang sudah dikemas dan diarakkan itu bukan barang main, selesai diarak dibiarkan begitu saja. Ogoh-ogoh yang sudah di hias dan ditampilkan itu harus dibakar.Karena, ogoh-ogoh sudah dimasuki oleh makhluk halus.
“Dalam keyakinan agama yang kami anut, ogoh-ogoh itu suatu simbol makhluk halus yang mengganggu manusia di bumi. Dengan pelestarian kebudayaan itu, ada siar agama. Terutama kepada anak-anak,” kata Made Astawa.
Dia menambahkan, kegiatan festival Ogoh-ogoh tahun ini dikuti oleh 3 desa dengan lima buah Ogoh-ogoh. Untuk Kecamatan Arga Makmur menampilkan 2 Ogoh-ogoh. Yaitu Desa Rama Agung 1 dan Desa Kuro Tidur 1. Sedangkan untuk Kecamatan Arma Jaya 3 Ogok-ogok dari Desa Sumber Agung. Pemenang Utama dalam parade tersebut adalah Ogoh-ogoh Desa Rama Agung dengan perolehan nilai 2976.
“Kita berharap kedepannya kegiatan ini akan lebih meriah lagi. Bukan saja dilaksanakan di Tingkat Kabupaten saja, tetapi lebih besar lagi di tingkat provinsi Bengkulu,” harap Made.(jon/adv)