Seluma, kupasbengkulu.com – Pagi ini, Senin (30/3/2015) puluhan masyarakat yang tergabung dari berbagai Lembaga Swadaya MAsyarakat (LSM) menggelar unjuk rasa ke Kejari Tais, Seluma, terkait persoalan korupsi di daerah itu.
Rencananya masyarakat akan memberikan “Benang Bakul” atau simbol adat meminta obat ke kejari.
“Simbol “benang bakul” kalau di Seluma ini berarti minta obat, biasanya digunakan orang kalau akan berobat ke dukun atau para normal,” kata Ketua LSM Mata Rakyat, Seluma, Firazuki,Az di Seluma Minggu (29/3/2015).
Dia mengatakan simbol tersebut diberikan sebagai bentuk permohonan masyarakat Kabupaten Seluma karena menurutnya penyakit korupsi di Seluma sudah kronis.
“Penyakit Korupsi di Seluma sudah kronis masyarakat menjadi imbasnya, pembangunan infrastruktur yang amburadul sehingga timbul temuan BPK kelebihan membayar mencapai Rp 7 M,”kesalnya.
Isi dan arti benang bakul tersebut jelas dia, telur ayam dan madu artinya untuk menambah energi jaksa, pedas padi artinya agar jaksa tidak masuk angin, uang Rp 50 simbol bahwa satu rupiah pun uang rakyat harus diselamatkan, cabai dan garam simbol supaya jaksa tegas dalam mengusut kasus dan kemenyan yang artinya masyarakat akan terus mengawasi dalam pengusutan kasus korupsi di Kabupaten Seluma.
“Intinya kami minta kejari jangan diam saja karena kalau dibiarkan akan membuat sengsara masyarakat,di Seluma ini kalau sudah membakar kemenyan artinya itu sudah meminta pertolongan nenek moyang,”jelasnya.
Untuk rute aksi nantinya kata Firazuki, akan dilakukan di sepanjang jalan ibu Kota Kabupaten Seluma dan berahir didepan kantor
“Karena korupsi sudah mengganas banyak item proyek yang tidak selsai,pembangunan tidak bertahan lama,maka kami minta agar penegak hukum mengusut kasus ini,”pungkasnya.(cee)