kupasbengkulu.com – Adanya Peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang membatasi pelaksanaan kampanye, mulai dari atribut dan juga tidak adanya gambar untuk calon DPR dan DPRD, membuat pemilu tahun ini menjadi sepi.
Dikatakan Akademisi Universitas Bengkulu, Dr. Panji Suminar MA, kondisi ini membuat calon-calon lebih menggunakan jaringan. Peraturan KPU tahun 2014 ini, dinilainya sangat positif, karena menunjukan keadilan, banyak membatasi dalam pelaksanaan kampanye melalui atribut dan juga media sehingga tidak mendominasi. Tetapi masih ada beberapa partai atau caleg yang memiliki media, khususnya televisi sebagai medianya untuk berkampanye.
“Ada juga caleg dan partai yang mempunyai jaringan kuat tetapi tidak semua peserta pemilu memilikinya,” ujar dosen Fisip Unib ini, Senin (31/03/2014) melalui telepon selularnya.
Gebyar pemilu tahun 2014 ini, menurut dia, lebih rendah, sistem yang memaksa pelaksanaan pemilu tahun ini sehingga caleg lebih mengutamakan bersosialisasi dengan cara door to door.
“Disini kebijakan Bawaslu, KPU dan KPI untuk bisa membatasi, begitupun dengan Pemilu yang ada di Bengkulu Caleg lebih memilih untuk blusukan mencari massa,” kata Panji
Dinilai Panji, ini lebih bagus karena para Caleg bisa berdiskusi dan menyampaikan aspirasi. Kedepan, harapannya, agar ada perubahan kampanye dengan sistem dialog dengan penyampaian visi dan misi peserta pemilu.
Disisi lain, Golput tahun ini juga masih sangat menghawatirkan. Golput cenderung muncul dari pemilih pemula, karena selama ini tidak ada pendidikan politik kepada pemilih pemula sedangkan penyumbang suara terbesar adalah pemilih pemula. Harusnya ada pendidikan politik kepada pemilih pemula, termasuk dengan pemilih menengah atas juga.
Menurut pandangan Panji, Golput tahun ini akan tetap sama seperti tahun sebelumnya, dan tentunya merupakan kerugian jika banyak yang golput.(yee)