kupasbengkulu.com – Gubernur Bengkulu H. Junaidi Hamsyah, S.Ag, M.Pd, mengatakan penyebab turunnya hasil produksi pertanian di Provinsi Bengkulu saat ini disebabkan kesalahan sistem dari pusat. Pasalnya, tidak adanya koneksi 2 kementerian yaitu Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Pertanian.
Menurut Gubernur, imbas dari tidak adanya koneksi di kedua kementerian ini berdampak pada sektor pertanian. Melihat dari pengalaman orde baru, masyarakat petani sawah di Provinsi Bengkulu mampu memenuhi kebutuhan keluarganya.
“Irigasi sekunder saat ini sudah banyak yang rusak, sementara dari pihak pertanian lebih mementingkan perbaikan saluran tersier,” ungkap Gubernur saat menghadiri Musrenbang Kabupaten Bengkulu Utara beberapa waktu lalu.
Lanjut dia, selain rusaknya irigasi sekunder, penyebab terjadinya penurunan produksi pertanian karena petani sudah tidak memanfaatkan lahan sawahnya untuk menanam padi. Masyarakat petani sawah mau tidak mau harus mengalih fungsikan lahan sawahnya untuk menanam kelapa sawit atau karet.
“Saya mencoba mengintip para ibu-ibu setiap pagi, tidak ada yang merebus sawit. Apa yang mereka masak, tidak lain adalah beras. Artinya, beras kebutuhan yang utama dan tidak bisa ditinggalkan. Maka kita pemerintah tetap berupaya meminta kepada pemerintah pusat agar program swasembada pangan tetap berjalan, dan harus didukung dengan sarana yang baik,” harap Junaidi. (jon)