
kupasbengkulu.com – Ratusan karyawan PT. Injatama, Rabu (16/4/2014) menggelar aksi unjuk rasa di Kantor bupati Bengkulu Utara, mereka menuntut pemerintah setempat tidak menghentikan izin operasi penambangan.
Peserta aksi menyebutkan, jika perusahaan dinyatakan berhenti beroperasi maka ratusan jiwa karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut tak mendapatkan gaji.
“Kami datang ke pemda ini semata-mata meminta kepada pihak pemerintah untuk berpikir jernih. Apakah dengan menyetop penambangan dan mobilisasi akan menutaskan masalah. Kami bukan dibayar oleh pihak perusahaan untuk melakukan aksi demo ini. kami hanya minta kepastian apakah dengan dihentikan kegiatan perusahaan jaminan gaji karyawan akan berlanjut,”kata Devi salah seorang peserta aksi unjuk rasa.
Aksi saling dorong dengan aparat kepolisian dan Satpol PP sempat terjadi. Negosiasi antara aparat dengan karyawan belum terbuka. Para karyawan meminta untuk pagar dibuka, sementara aparat kepolisian, aksi dilakukan di luar pagar saja. Bahkan, polisi, sempat mengeluarkan suara keras terhadap para karyawan agar tidak bertindak anarkis. Selang beberapa menit kemudian peserta aksi diperbolehkan masuk.
Dari pantauan, sebelum para perwakilan dapat dipertemukan dengan wakil bupati, para karyawan di luar pagar yang sudah dijaga ketat oleh aparat kepolisian dan Satpol PP, mereka dengan lantang mengatakan, wakil bupati sebagai wakil dari daerah ketahun tidak punya rasa keprikemanusian dan terkesan membiarkan kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak pemerintah untuk menutup penambangan serta mobilisasi.
Bahkan, menurut karyawan berbicara mengenai royalti yang tidak dibayar oleh pihak perusahaan seperti yang disampaikan oleh pihak pemerintah, menurut informasi yang diterima, pihak perusahaan sudah memenuhi. Hanya saja, pihak perusahaan terlambat membayar atau menyetor kepusat. (jon)