Rejang Lebong, Kupasbengkulu.com– Setidaknya ada 10 hektar lahan padi di Kelurahan Talang Benih, Kecamatan Curup, Kabupaten Rejang Lebong, alami gagal panen.
Ini akibatkan beras unggulan Rejang Lebong tersebut menjadi langka di pasaran.
Edi Suryadi, salah seorang petani padi di Talang Benih, mengaku tanamannya gagal panen, sehingga hasil panen menyusut hingga 70 persen. Penyebabnya, padi yang ia tanam diserang oleh hama wereng dan penyakit Tungro sejak berumur dua bulan.
“Alhasil, ketika hendak panen, tanaman kami sudah layu, rusak dan banyak bulir padi yang tidak berisi,” kata Edi.
Oleh sebab itu, Edi mengharap ada tindak lanjut dari Pemerintah Daerah (Pemda) setempat, terkait masalah ini. Sebab, beras Talang benih adalah produk unggulan daerah tersebut, yang juga diekspor keluar daerah.
“Apalagi, kita dalam rencana swasembada pangan,” ujarnya.
Pasca gagal panen tersebut, dirinya dan petani lainnya yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) Sido Rukun, Kelurahan Talang Benih, kata Edi, memilih untuk menanam sayur-mayur dilahan tersebut.
“Salah satunya adalah timun, yang tumbuh subur dilahan gembur”.
Sementara itu di pasaran lokal, beras Talang Benih menjadi langka. Yakub, salah seorang penjual beras di Pasar Atas, mengakui kalau pasokan beras berkurang drastis.
“Alhasil, harganya terus melonjak. Sekarang sudah naik menjadi Rp 150 Ribu per kaleng, dari sebelumnya Rp 140 Ribu,” jelas Yakub. (vai)