Kamis, Maret 28, 2024

Rencana Patung Fatimah?

Fatimah alias Fatmawati Puteri Bengkulu  yang lahir 5 Februari 1923, Dia  Ibu Negara Indonesia pertama dari Tahun 1945 hingga tahun 1967 dan  meninggal di Kuala Lumpur, Malaysia, 14 Mei 1980  di umur 57 tahun.

Ibu Negara ini dikenal tegas dan keras dalam memegang prinsip. Anti di poligami oleh Presiden Indonesia pertama Soekarno. Dia dikenal oleh rakyat Indonesia, akan jasanya dalam menjahit Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih yang turut dikibarkan pada upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945.

Kini rencananya Pemerintah Provinsi Bengkulu akan membangun patung Ibu Negara Indonesia pertama ini di Simpang Lima  Ratu Samban. Penulis rasa letaknya kurang tepat. Patung Fatmawati baiknya diletakkan di Bandara Fatmawati, di Padang Kemiling.

Untuk di Simpang Lima Ratu Samban, baiknya dibangun monumen perlawanan Anak Negeri Bengkulu, Mardjati alias Ratu Samban, yang berani menentang kolonial Belanda pada abad ke-18, dalam kesewenang-wenangan dalam menentukan pajak. Ini baik, disaat patriotisme  generasi muda rawan di ‘ujung tanduk’.  Apalagi, bila patung Fatmawati yang berdiri di tengah persimpangan jalan, rawan tertabrak kendaraan, akibat jalan raya yang banyak belubang kurun waktu tiga tahun belakang ini.

Bicara azas manfaat, monumen Mardjati alias Ratu Samban itu juga banyak manfaatnya, dalam rencana membangun mengunakan dana Corporate Social Responsibility (CSR) Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Bukan dana yang bersumber dari dana APBD Provinsi Bengkulu.

Penulis hanya coba bersumbangsih, bagaimana  berbuat sesuatu itu dapat menghasilkan, menguntunkan bagi  Provinsi Bengkulu. Misalkan, dengan adanya sisa-sisa peninggalan Inggris, provinsi sempat mendapat perhatian Pemerintah Inggris, dengan menghibahkan tongkat emas Thomas Stamford Bingley Raffles, yang pernah berkuasa di negeri ini.

Lantas, kenapa kita tidak membuat sesuatu yang memancing investor asing datang dan menanamkan modalnya ke Provinsi Bengkulu ini?   Bukankah Bengkulu mempunyai romantika, tragedi history dengan Inggris, Belanda serta dengan Singapura yang banyak mengunakan nama Bencoolen?

Ini sedikit berbeda dengan mantan Walikota Bengkulu A Kanedi dalam melihat azas manfaat patung sosok Fatmawati, di Kota Pusaka yang tak menyimpan benda ini. Khayal.

Pemerhati Sejarah dan Budaya tinggal di Bengkulu    

Related

KUHP Tidak Berlaku untuk Kegiatan Kemerdekaan Pers

Kupas News, Jakarta - Walaupun Rancangan Undang-undang (RUU) Kitab...

Modus Mafia Tanah di Ruang Peradilan

Oleh : Elfahmi Lubis Mafia Tanah sudah menggurita dan telah...

Kaum “Rebahan” Ditengah Isu Kerakyatan

Dimana posisi kaum "rebahan" atau kaum "mager" yang didominasi...

Polemik RUU Sisdiknas, Maksimalkah Uji Publik?

Oleh: Dr. Emilda Sulasmi, M.Pd Mencermati draft Rancangan Undang-Undang Sistem...

Kiprah Parsadaan Harahap Hingga Duduki KPU RI

Sosok Persadaan Harahap atau yang sering disapa bang parsa,...