Kamis, April 25, 2024

Sepenggal Cerita, Cita dan Impian Anak Desa Penanding

anak penanding
Bocah di Desa Penanding, Kecamatan Karang Tinggi, Kabupaten Bengkulu Tengah

kupasbengkulu.com – Hidup adalah pilihan, karena sudah sunatullah hidup ini harus memilih. Memilih bukan berarti picik, karena memilih adalah hakekat kebijaksanaan.

Pilihan tak selamanya membahagiakan, terlebih dalam lautan kehidupan dimana terkadang harus meminum airnya yang asin, semakin meminumnya semakin haus dibuatnya.

Cita-cita adalah seonggok wadah, dimana menjadi hidup karenanya. Bukan khayal, jika berangan memimpikan sesuatu yang kita mau.

Siang itu, di aliran sungai berwarna coklat pekat seakan menjadi saksi perjuangan ratusan masyarakat di Desa Penanding, Kecamatan Karang Tinggi, Kabupaten Bengkulu Tengah untuk mengais rezeki.

Jembatan yang berada di atas sungai ini, membisu bersama waktu yang membiarkan papannya lapuk tergerus usia. Puluhan orang di tepi dan di dalam sungai seakan tak peduli, meski sang surya menyengat kulit. Mereka adalah orang dewasa yang mencari nafkah untuk keluarganya.

Bukan soal mereka! Tapi, tentang riuh dari sebuah rumah kecil tak berpenghuni, yang menjadi tempat bermain beberapa orang anak. Mereka bercerita, tertawa, main tebak-tebakan dan saling menakuti. Pakaian mereka sederhana, tapi tawa mereka begitu istimewa. So, Beautiful! Ahh, so many cerita pokoknya!

Meski berbalut kesederhaan, namun mereka terlihat sangat bahagia menghabiskan masa kecil mereka dengan bermain. Saling ejek, bertengkar lalu akur kembali, adalah warna yang menghiasi perjalanan mimpi mereka.

Tania, gadis kecil berbaju putih yang masih duduk di kelas tiga Sekolah Dasar (SD) di desa ini mengungkapkan cita-citanya untuk menjadi seorang Bidan.

”Jadi, Bidan biar bisa mengobati orang sakit, yuk,” kata Tania, sembari mengusap rambut adiknya, Jojo.

Polisi, Dokter, Guru sampai Artis disebutkan satu satu persatu dari mereka sebagai impian masa depannya. Di pinggir sungai ini mereka habiskan waktu bermain. Terkadang di pondok kecil ini, terkadang di dekat tumpukan karung Batu Bara atau di bawah pohon Kelapa.

Beberapa dari mereka bahkan belum pernah melihat kehidupan perkotaan. Mereka akan terus bermain, hingga pada akhirnya nanti mereka beranjak remaja dan meraih impian mereka, atau tak meraih mimpi itu karena suatu kendala.

Apapun itu kelak, tapi saat ini yang membuat kita belajar adalah bagaimana berani bermimpi. Tak peduli siapapun dan dari manapun kita. Lalu sebagai orang dewasa kitalah yang turut bertanggung jawab untuk mewujudkan impian bocah bocah Indonesia, dengan mempersiapkan pendidikan yang lebih baik bagi mereka.

”Terima kasih ayuk, kami sudah di foto, jangan lupa dicuci, ya!” imbuh Mira, si periang saat kupasbengkulu.com beranjak meninggalkan mereka.

Ini hanyalah sebagian kecil gambaran hidup yang nyata di luar sana. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi beberapa tahun kedepan.

Penulis : Evi Valendri, Bengkulu Tengah.

Related

Komisi IV DPR RI Dukung Pemprov Bengkulu Usulkan Pengelolaan Hutan

Kupas News, Bengkulu - Komisi IV DPR RI yang...

Anggota Polsek Talang Empat Bantu Padamkan Api yang Menimpa Rumah Warga

Anggota polsek Talang Empat saat memasang pembatas TKP kebakaran...

Polisi Temukan Satu Paket Sabu di Kediaman Pemuda 24 Tahun

FA terduga penyalahgunaan narkotika golongan satu jenis sabu saat...

Problem Solving Kepolisian Mediasi Dua Perempuan Terlibat Kasus Penganiayaan

Bhabinkamtibmas Polsek Taba Penanjung saat menggelar kegiatan problem solving...

Gubernur Rohidin Bagikan Tabung Gas Gratis untuk Warga Bengkulu Tengah

Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah saat membagikan tabung gas 3...