Kupas News – Pada konsep kali ini, beberapa fotographer ingin menampilkan cahaya lampu neon di atap dan efek cahaya ambient (ruangan) yang ditimbulkan, sehingga ruangan terlihat berdimensi akibat cahaya ambient tersebut.
Saat memotret dengan teknik strobist, di upayakan dimulai dengan mengukur Ambient Light. Teknik ini disebut Mixed Light. Biasanya seorang fotographer lebih memunculkan dimensi ruangan dengan cahaya flash strobist.
Tapi kali ini, cahaya flash strobist lebih di fokuskan hanya untuk menyinari Point Of Interest (POI) saja, yaitu obje-objek kedua yang berada di belakang objek depan.
Berikut 3 flash dalam menggunakan teknik strobist, yaitu:
- Flash + Softbox dari sisi kiri kamera, biasanya akan memberikan fill light pada objek yang ada di depan (pegang kaca pembesar)
- Flash + Payung Silver dari sisi kanan kamera memberikan cahaya pada objek yang berada di sisi belakang. Sehingga menghasilkan cahaya yang lebih kuat dengan kontras tinggi perkuat peran objek tersebut sebagai POI.
- Back Light (Bare Flash tanpa Light Modifier) di belakang kepala objek, yang ada di belakang akan munculkan efek rim light pada objek atau POI tersebut.
Kunci untuk kendalikan ambient light itu digunakan sebagai “kill ambient light” atau “mixed light” seperti pada foto-foto yang tampak terang bagian belakangnya adalah dengan memainkan (shutter) speed yang ada di pengaturan kamera.
Hanya speed, satu-satunyanya dari 3 elemen segitiga exposure (f/ , speed dan ISO) yang bisa mengendalikan kekuatan ambient terpisah dengan kekuatan flash. Tetapi perlu juga diperhatikan tempat objek yang dipilih. Diusahakan pada tempat yang tidak terlalu gelap.
Untuk itu, menurut pengamatan hemat seorang fotografi, karya yang berberkualitas tidak harus didapatkan dari alat mahal. Namun pada artikel kali ini lebih dijelaskan pada pola pengaturannya. Karena alat mahal hanya menunjang kecepatan, kemudahan, dan penampilan saja, tidak untuk akan mengatur komposisi mixed light.
Editor: Irfan Arief