“Kita sedang menuju jalan pulang”, kata-kata yang selalu diucapkan Isan acap kali bertemu denganku di musolah, satu-satunya tempat peribadatan yang memang tak pernah di...
Cerpen: Benny Hakim Benardie
Seorang pria setengah baya tampak berjalan berlahan memasuk perkampungan Pasar Bengkulu. Sesekali dia berhenti, dihirupnya udara khas pesisir. Bukannya karena sesak...
Cerpen Sejarah: Benny Hakim Benardie
Pagi sabtu itu bulan Desember 1893. Cuaca tampaknya mulai mendung. Tapi itu tak dihiraukan oleh para penunggang plankin atau gerobak...
Cerpen: Benny Hakim Benardie
Fajar ini, hilang riuh candaan ala anak muda Melayu Bengkulu. Tak tampak lagi bujang gadis hingga anak-anak yang berduyun menuju...
Cerpen: Benny Hakim Benardie
Tak ada kata yang dapat aku terucapkan di ujung malam ini. Angin senai-senai terus bertiup tak henti. Seakan mengiring kepiluan...